Dalam kesempatan itu, dia menegaskan, energi harus dianggap sebagai aset yang strategis, bukan hanya komoditas. Oleh karena itu, Indonesia tengah meningkatkan sektor minyak dan gas (migas), dengan upaya mencapai 1 barel minyak per hari dan 12 BSCFD gas pada 2030.
Indonesia juga menjajaki energi nuklir sebagai opsi baseload yang rendah karbon, dengan reaktor pertama direncanakan pada 2032 dan target kapasitas terpasang 36 gigawatt (GW) pada 2060.
"Tak hanya itu, kami juga bangga menjadi salah satu negara yang terdepan di dunia dalam pengembangan energi panas bumi, dengan 19 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), lebih dari 2,68 GW kapasitas terpasang, dan peta jalan yang jelas untuk mencapai 6,2 GW pada 2030," ujar Yuliot.
(Dhera Arizona)