Market Watch
Last updated : 16:15 WIB 31/05/2023

Data is a realtime snapshot, delayed at least 10 minutes

Major Indexes
  • IHSG
  • 6,633.26
  • -3.16
  • -0.05%
  • LQ45
  • 949.67
  • +6.57
  • +0.7%
  • IDX30
  • 494.61
  • +4.07
  • +0.83%
  • JII
  • 530.52
  • -7.10
  • -1.32%
  • HSI
  • 18,216.91
  • -17.36
  • -0.1%
  • NYSE
  • 14,887.14
  • -107.50
  • -0.72%
  • STI
  • 3,160.78
  • +1.98
  • +0.06%
Currencies
  • USD-IDR
  • 14,990
  • 0.00%
  • 0
  • HKD-IDR
  • 7
  • 0.00%
  • 0
Commodities
  • Emas
  • 943,493
  • -0.08%
  • -786
  • Minyak
  • 1,028,614
  • -1.21%
  • -12,592

Wapres Minta Importir dan Pelaku Usaha Gula Nakal Ditindak Tegas

Economics
Carlos Roy Fajarta Barus
23/02/2022 09:32 WIB
Wapres Maruf meminta jajaran terkait untuk menindak tegas importir dan pelaku usaha gula nakal yang menghambat revitalisasi industri gula nasional. 
Wapres Minta Importir dan Pelaku Usaha Gula Nakal Ditindak Tegas
Wapres Minta Importir dan Pelaku Usaha Gula Nakal Ditindak Tegas

IDXChannel - Wakil Presiden (Wapres) RI, K.H. Ma’ruf Amin meminta jajaran terkait untuk menindak tegas importir dan pelaku usaha gula nakal yang menghambat revitalisasi industri gula nasional. 

Hal tersebut disampaikan Ma'ruf Amin dalam sambutannya secara virtual dalam kegiatan Musyawarah Nasional V Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) secara virtual, Selasa (22/02/2022).

"Pemerintah akan membenahi pengawasan permasalahan import di lapangan, termasuk pemberian tindakan tegas terhadap importir dan pelaku usaha industri gula yang menyalahgunakan peruntukannya," ujar Ma'ruf Amin.

Ia menyebutkan pelaksanaan import yang berlebihan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula dalam negeri dapat membuat kegetiran bagi petani tebu lokal. 

Wapres menyebutkan harus ada kolaborasi yang baik antara Kementerian Perdagangan dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Industri dalam menyelesaikan persoalan import gula berlebihan yang berdampak pada bocornya gula rafinasi industri untuk pasar umum.

"Kebijakan import pemerintah perlu dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan tentunya petani tebu," kata Ma'ruf Amin.

Sebagaimana diketahui, kebutuhan konsumsi gula nasional dalam lima tahun terakhir berkisar 5,1-5,3 juta ton. Namun karena produksi gula dalam negeri angkanya masih fluktuatif membuat pemerintah masih melakukan import gula.

Namun dalam pelaksanaannya import gula kerap berlebihan dan bocor di lapangan. Import gula rafinasi yang seharusnya untuk sektor industri olahan makanan dan minuman justru beredar untuk kebutuhan pasar umum. Hal ini amat merugikan untuk petani tebu lokal. 

(NDA)

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis IDX Channel tidak terlibat dalam materi konten ini.