Namun konsumsi masih menunjukkan sinyal yang mixed padahal sumbangan konsumsi pada PDB masih dominan. Perbaikan indikator konsumsi belum memadai dan cukup kuat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Investasi mengalami perbaikan sebagaimana ditunjukkan oleh peningkatan PMI (53) dan impor bahan baku yang juga meningkat (26.4 persen) di bulan Maret 2021.
Fadhil mengingatkan dengan negatifnya pertumbuhan kuartal 1 2021, ekonomi Indonesia tumbuh negatif dalam 4 kuartal berturut-turut sejak kuartal II 2020.
“Produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal IV/2020 minus 2,19 persen (year on year/yoy), sebelumnya kuartal III minus 3.49 dan kuartal II minus 5.32 persen year on year (yoy) dan kuartal Pertama 2021 juga akan negatif,” ujar Fadhil.
Dia juga menegaskan meskipun stimulus fiskal 2020 cukup menggembirakan namun terdapat faktor-faktor yang perlu diwaspadai pada tahun 2021 agar optimisme terus menguat dan perbaikan ekonomi berlanjut.
Pada tahun 2020, pemerintah telah berupaya keras menekan dampak Covid-19 dan menjaga ekonomi Indonesia tidak terkontraksi lebih dalam terutama melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).