"Catatan kita saat ini, berat komodo bisa mencapai 100 kg. Tapi normalnya hanya sampai 80 kg, karena ada perubahan-perubahan inilah kita dibentuk untuk membuat wisata alternatif. Kemudian pemberhentian memberikan makan kepada komodo (sembarangan), dan juga mengembangkan destinasi baru," katanya dalam Weekly Press Briefing Kemenparekraf secara virtual, Senin (11/7/2022).
Sementara itu,Koordinator Pelaksana Program Konservasi di Taman Nasional Komodo Carolina Noge menambahkan, bahwa biaya tersebut berlaku kolektif untuk aktivitas wisata di pulau Komodo, pulau padar, pantai Pink, juga kegiatan di perairan area Taman Nasional.
"Kenapa diberlakukan per tahun? Karena upaya konservasi juga dilakukan dalam satu tahun. Logikanya seperti ini, kita datang ke Pulau Komodo, kita menghirup oksigen, membuang sampah yang sama, kita membuang limbah yang sama, tapi penanganannya harus dilakukan dengan program konservasi," terangnya.
Lebih lanjut, wisatawan yang sudah melakukan pelunasan pembayaran, makan nantinya akan mendapatkan laporan pertanggungjawaban. Laporan tersebut terkait dengan upaya konservasi yang sudah dilakukan.
"Tiket masuk sudah termasuk biaya konservasi. Jadi konservasi itu biaya yang dibayarkan secara holistik untuk masuk ke Pulau Komodo, Pulau Padar, dan mengakses kawasan perairannya berlaku sama," pungkasnya.
(IND)