"Mohon jangan dibaca sesempit itu. Karena proses perjalanan pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan memang bicara quarter to quarter atau akumulasi ke akumulasi. Kemarin dirilis adalah dari 3 bulan terakhir naik," kata dia, Jumat (20/1/2023).
Benny meminta, agar masyarakat bisa membaca atau melihat angka yang lain walaupun sering kontradisiksi atau anomali. Fakta lain menunjukkan, seperti usia harapan hidup, angka kebahagiaan, angka harapan rata-rata lama sekolah dan indeks kesejahteraan.
Apa mungkin ketika kemiskinan yang ekstrem tertinggi angka-angka tersebut menjadi bagian dari diskusi.
Dia melanjutkan, jika kenaikannya adalah selisih antara per kapita per bulan per orang dari Rp468.000 ke Rp551.000, sehingga yang tadinya satu keluarga menopang 4 anggota rumah tangga dengan hitungan 4 kali, maka ketemu Rp1,7 juta. Angka tersebut menjadi patokan Rp1,7 juta itu dikatakan tidak miskin.
"Dia tidak miskin karena mereka mampu menghidupi 4 anggota keluarganya. Ketika indeksnya naik menjadi Rp551.000, maka otomatis terlampaui, sehingga dia dinyatakan miskin dan angka kemiskinan naik," terang Benny.