IDXChannel - Beberapa warga Mlati, Sleman, Yogyakarta mendadak menjadi sultan setelah menerima uang ganti untung pembebasan tanah proyek pembangunan tol Yogyakarta-Bawen sebesar Rp2,5 miliar.
Meski bergelimang uang, namun mereka mengaku tidak bahagia. Sebab, karena mereka harus meninggalkan tempat leluhurnya yang menyimpan sejarah dan kenangan indah.
Salah seorang warga, Arif Ikhasan Nur Fitri (33) warga Pundong III, Tirtoadi, Mlati, Sleman menyebutkan, meski mendapatkan uang pengganti cukup banyak, dia harus hengkang dari kampung halaman dan harus pindah ke tempat lain. Sehingga perasaannya campur aduk, apalagi harus beradaptasi dulu di tempat yang baru, baik lokasi maupun warganya.
Menurutnya, ada hal lain yang tidak bisa dinilai dengan uang, yaitu sejarah dan kenangan. “Kita tinggal di sini punya banyak kenangan, terus pindah ke tempat baru. Kenangan kita cuma menjadi dan tidak mesti melewati jalan tol itu," kata Fitri sapaan Arif Ikhasan Nur Fitri.
Fitri bercerita, dampak nyata psikis terjadi pada neneknya yang keberatan untuk pindah. Tidak mau menjual rumah. Karena menganggap rumah dan tanah adalah tumpah darah kelahiran. Sehingga jatuh sakit. Namun sekuat apapun berusaha mempertahankan, negara membutuhkan untuk dibangun fasilitas jalan. Tetap idak bisa berbuat banyak kecuali mencoba merelakan.