Osman menyebutkan sekitar 99,7 persen konten teroris dan 97,8 persen konten kebencian terorganisir ditindak oleh Facebook pada April hingga Juni 2021. Konten tersebut diidentifikasi secara proaktif menggunakan teknologi yang terus diperbarui, bahkan sering kali sebelum ada orang yang melihatnya.
Mengutip laman laporan Facebook, jika dirinci konten terorisme yang ditindaklanjuti pada kuartal kedua menurun dari 9 juta konten di kuartal pertama menjadi 7,1 juta. Sementara konten kebencian terorganisir menurun dari 9,8 juta konten di kuartal pertama menjadi 6,2 juta di kuartal kedua.
“Kami perlu memahami bahwa pelaku sangat pintar dalam mengakali sistem kami. Oleh sebab itu, jika AI tidak yakin apakah konten ini melanggar atau tidak, kami punya ribuan content reviewer yang memiliki keahlian dan akan memutuskan apakah konten tersebut melanggar standar komunitas atau tidak,” kata Osman.
Ia menyebutkan setidaknya ada 350 orang yang tergabung dalam tim spesialis yang berfokus untuk mengatasi isu organisasi berbahaya di platform Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
Osman mengatakan tim pakar dan content policy secara proaktif memantau dan menganalisis laporan berita hingga melakukan riset terkait konten serta isu terorisme dan kebencian terorganisir.