IDXChannel—Cerita inspiratif bisa datang dari mana saja, termasuk dari pengalaman-pengalaman tidak mengenakkan yang dialami wirausaha saat terjerat utang yang menumpuk. Banyak di antaranya yang berhasil terbebaskan dari utang dan memulai lembaran bisnis baru.
Utang bisa menjadi modal usaha yang baik jika dikelola dengan cermat. Sebab dengan pengelolaan yang cermat pun, terkadang kelangsungan bisnis tetap tak sesuai dengan perkiraan, sehingga membuat orang merugi dan pada akhirnya gagal membayar utang.
Ada pula yang terlilit utang bukan karena tak mampu mengelola dana, melainkan ditipu oleh rekan atau karyawan sendiri. Sehingga mau tak mau, beban yang mestinya milik orang lain itu menjadi tanggungan si pengusaha.
IDXChannel mengumpulkan beberapa cerita inspiratif dari para pengusaha yang dulu pernah terjerat utang hingga miliaran rupiah, namun kini berhasil bangkit dari keluar dari lingkaran utang tersebut.
Seperti apa cerita inspiratif mereka? Simak ulasan singkatnya berikut ini.
Cerita Inspiratif Para Pengusaha Terlepas dari Jeratan Utang
1. Hendra Dinata, pemilik skincare Salina Herbal
Hendra Dinata adalah seorang entrepreneur skincare herbal asal Jepara. Sebelum ia sukses mengelola bisnis sekarang, Hendra pernah terjerat utang hingga Rp2,2 miliar. Utang itu ia dapatkan untuk mengelola bisnis sebelumnya, yakni bisnis laundry.
Hendra melakoni bisnis laundryitu pada 2007-2013. Saat usahanya tengah lancar, ia ditawari pinjaman oleh bank dengan iming-iming cicilan rendah dari nilai bagi hasilnya ke investor. Saat itu, Hendra sudah membuka tiga cabang dan 15 agen.
Namun rupanya, bisnis tak selamanya berjalan lancar. Kebetulan pula, saat itu permasalahan di usahanya mulai bermunculan. Karyawan berkinerja baik mengundurkan diri, kualitas layanan yang menurun, dan karyawan lainnya berlaku curang.
Padahal, bisnis laundry sangat bergantung pada konsistensi pelayanan. Persoalan utang ini memuncak saat Hendra tergiur tawaran investasi franchise lembaga pendidikan. Tanpa berpikir panjang, Hendra menggelontorkan uang Rp800 juta.
Namun rupanya, outlet franchise yang dijanjikan lembaga pendidikan itu tak kunjung dibuka. Si pemilik lembaga malah menghilang tanpa jejak. Investasi yang ia harapkan itu malah membuatnya merugi habis-habisan.
Hendra terjerat utang Rp2,2 miliar secara total. Ia terpaksa menjual seluruh aset, termasuk rumah beserta perabotnya, untuk membayar utang. Namun tentu saja uang yang didapat tidak cukup, ibu mertuanya akhirnya membantu dengan menjual sebagian hartanya.
Dengan sisa uang Rp700.000, Hendra memindahkan istrinya ke kost putri, sementara ia menggelandang di emperan masjid. Namun dari situlah titik baliknya dimulai. Ia mengikuti pelatihan membuat sabun herbal di masjid.
Hendra lantas memberanikan diri untuk meracik formula sabun herbal gel dan batangan. Ia juga mengikutsertakan produknya ke ajang-ajang kompetisi dan berhasil menang sebagai juara satu di tiap perlombaan.
Ia gunakan uang hadiah perlombaan itu untuk mengurus paten produk buatannya. Saat paten dan legalitas terbit, uangnya telah habis. Namun secara bersamaan, ia mendapatkan pesanan dalam jumlah besar.
Ia meminta bayaran di muka untuk memodali produksi pertamanya. Dari sanalah, perlahan kondisi keuangannya membaik secara berangsur-angsur. Keuntungan yang ia dapat, digunakan untuk melunasi utang dan menambah aset dalam bentuk peralatan produksi. Bisnisnya akhirnya berjalan lebih lancar dengan sistem produksi dan manajemen yang lebih solid.