IDXChannel—Apa saja hal yang dihindari para miliuner saat mengelola keuangan? Kalangan orang-orang terkaya di dunia tidak membangun kekayaannya dalam satu malam. Miliuner pun belajar dari pengelolaan hartanya dari masa ke masa untuk menemukan strategi.
Kalangan miliuner dan orang-orang super kaya (ultra high net worth individuals/UHNWIs) dikenal masyarakat awam dengan harta kekayaan yang melimpah, cukup untuk memenuhi kebutuhan tersier sekali pun.
Namun dibalik citra tersebut, para miliuner mengelola hartanya dengan teliti. Tidak mengherankan jika dari tahun ke tahun, harta miliuner terus bertambah. Bahkan ketika krisis, tak sedikit yang malah tetap untung, alih-alih bangkrut.
Ada beberapa hal yang dihindari para miliuner saat mengelola keuangan. Tujuannya, apalagi kalau bukan agar tak terjerat pada utang tidak perlu dan tidak menghamburkan uang pada pos alokasi yang salah.
Nah, apa saja hal yang dihindari para miliuner dalam pengelolaan harta kekayaannya? Dikutip dari Investopedia dan BusinessInsider (20/10), simak penjelasannya di bawah ini.
7 Hal yang Dihindari Miliuner saat Mengelola Keuangan
1. Gaya Hidup Berlebihan
Meskipun dikenal sebagai kalangan elit yang identik dengan barang dan merek mewah, sebenarnya para miliuner tetap mengatur pengeluarannya secara cermat. Seperti yang dituturkan CFP Millenial Wealth Magement Kenny Senour.
Bahwa kebanyakan orang kaya justru menghindari gaya hidup berlebihan, di mana ketika seseorang secara perlahan tapi pasti, menghamburkan makin banyak uang untuk barang mewah seiring peningkatan penghasilan.
CFP Faron Daugs mengutarakan hal serupa, bahwa para orang kaya memang membeli barang mewah, seperti mobil mahal misalnya. Namun mereka akan menggunakan barang tersebut dalam waktu yang cukup lama, alih-alih mengganti mobil tiap kali ada model baru diluncurkan.
2. Membandingkan Diri dengan Orang Lain
‘They don’t keeping up with the Joneses’ adalah salah satu hal yang dihindari para miliuner. Istilah itu merujuk pada membandingkan target atau capaian diri dengan orang lain di sekeliling.
Dikutip dari Investopedia, orang super kaya tidak melakukan hal yang umumnya dilakukan para investor ritel, yakni mengikuti tren atau strategi investor-investor lain. Padahal, kebiasaan ‘ikut-ikutan’ ini akan menempatkan investor pada kompetisi ketat.
Para miliuner tidak demikian, alih-alih mencontek dan mengikuti apa yang sedang ngetren di kalangan sesamanya, mereka membangun target dan strategi investasi sendiri sebelum memutuskan untuk berinvestasi, dan akan berfokus pada targetnya sendiri.
“Tidak terjebak dalam kompetisi adalah hal yang krusial untuk membangun kekayaan pribadi,” hal ini pun berlaku untuk gaya hidup. Para miliuner tidak latah mengikuti tren demi kesenangan sesaat.
“Makin banyak uang yang dihamburkan untuk membeli barang-barang terbaru dapat berisiko pada kehilangan uang dan peluang,” kata Faron Daugs.
3. Tidak Berlarut-Larut saat Rugi
Miliuner sama seperti orang pada umumnya, mereka pun pernah melakukan kesalahan, baik dalam berbisnis ataupun berinvestasi. Namun, mereka tidak berlarut-larut meratapi kesalahan dan kerugiannya.
Mereka justru dengan cepat belajar dari kesalahan dan memulai kembali dengan strategi yang lebih tepat. Salah satu miliuner yang pernah terang-terangan mengakui kesalahannya adalah Hermanto Tanoko.
Pendiri PT Avia Avian Tbk (AVIA) ini mengaku pernah rugi karena salah berinvestasi, ia masuk ke industri yang tak dipahaminya dengan baik, hingga usahanya ini mesti gulung tikar. Namun, Hermanto tidak lantas berhenti berbisnis.
4. Mengutamakan Bayar Utang
Para miliuner menghindari utang selagi bisa, dan mengutamakan pelunasan utang dalam alokasi pengeluarannya. Mengapa? Sebab utang membuat debitur harus membayar bunga yang jumlahnya tidak sedikit.
Wealth Specialist CFP Jay Zigmont mengatakan miliuner memprioritaskan pembayaran utang dengan bunga tinggi agar mereka terbebas dari utang sesegera mungkin. Jika bisa, tidak menjadikan utang sebagai bagian dari hidup mereka.
“Mereka punya kartu kredit, tapi tidak ada utangnya,”
5. Mengalokasikan Uang di Satu Tempat
Dikutip dari Investopedia, orang super kaya memahami investasi di pasar privat lebih berpeluang untuk menghasilkan kekayaan, dibanding pasar modal. Mereka biasanya meraup banyak keuntungan lewat investasi-investasi langsung di perusahaan privat.
Seringkali lewat metode ‘angel investing’, atau melalui private equity. Sehingga, para miliuner ini tidak mengalokasikan hartanya pada satu pasar investasi, melainkan pada beberapa tempat.
6. Berinvestasi Hanya pada Aset Intangible
Aset intangible adalah aset tidak berwujud, seperti surat berharga. Meskipun secara umum investasi pasar modal adalah instrumen investasi paling lazim di kalangan masyarakat, para miliuner memilih untuk memperluas peluang peruntungannya di aset-aset berwujud pula.
Itulah mengapa para miliuner kerap membeli lahan, real estate, emas, bahkan lukisan-lukisan bernilai jual tinggi.
7. Berinvestasi Hanya pada Satu Wilayah
Dikutip dari Investopedia, negara-negara berkembang seperti Amerika Serikat dan Eropa memang memiliki pasar modal yang sudah berkembang pesat dan menjanjikan. Namun para miliuer, lagi-lagi, memperluas peluang peruntungannya.
Caranya dengan berinvestasi pada pasar-pasar berkembang yang menawarkan peluang pertumbuhan ekonomi yang menarik, seperti Indonesia, Singapura, dan Chile. Hal ini benar adanya, jika mengingat jumlah investor asing yang ikut bertransaksi di Bursa Efek Indonesia.
Itulah beberapa hal yang dihindari miliuner saat mengelola keuangan yang bisa ditiru untuk pengelolaan aset pribadi. (NKK)