sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bidik Peluang Bisnis Energi dari Minyak Jelantah, Cek Tipsnya

Inspirator editor Fahmi Abidin
18/04/2021 22:11 WIB
Bisnis minyak jelantah (minyak goreng bekas pakai) bisa jadi salah satu untuk dijadikan bahan baku pembuatan bahan bakar biodiesel secara komersil.
Bidik Peluang Bisnis Energi dari Minyak Jelantah, Cek Tipsnya. (Foto : MNC Media)
Bidik Peluang Bisnis Energi dari Minyak Jelantah, Cek Tipsnya. (Foto : MNC Media)

IDXChannel – Bisnis minyak jelantah (minyak goreng bekas pakai) bisa menjadi salah satu jalan keluar bagi masyarakat untuk dijadikan bahan baku pembuatan bahan bakar biodiesel secara komersil. Potensi besar ini dipetakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam memenuhi kebutuhan pemanfaatan B30.

Subkoordinator Keteknikan Bioenergi Kementerian ESDM Hudha Wijayanto mengungkapkan ada dua prinsip utama yang harus dipenuhi apabila menjadikan jelantah sebagai bahan baku biodiesel. Pertama, kualitas minyak jelantah harus mencapai standar spesifikasi biodiesel. Kedua, punya nilai keekonomian tinggi dan dapat diimplementasikan.

"Jika kedua prinsip tersebut bisa dipenuhi oleh biodiesel dari jelantah, maka potensi jelantah sebesar 3 juta kiloliter per tahun akan dapat memenuhi 32% kebutuhan biodiesel nasional," kata Hudha di Jakarta, Jumat (17/4/2021) seperti dikutip dari laman website Kementerian ESDM.

Pada kesempatan yang sama, Engagement Unit Manager Traction Energy Asia Ricky Amukti menegaskan keberadaan minyak jelantah sebagai bahan bakar biodiesel memberikan dampak positif bagi lingkungan dan kesehatan. "Minyak jelantah yang dibuang sembarangan akan berpengaruh langsung terhadap lingkungan hidup. Jika menumpuk di selokan, akan menimbulkan bau dan air selokan jadi kotor. Jika terserap di tanah, kualitas tanah akan menurun," ungkapnya.

Ricky menambahkan penggunaan biodiesel dari minyak jelantah ini akan menekan jumlah emisi karbon. Berdasarkan analisa Kementerian ESDM, biodisel sendiri berpotensi mengurangi 91,7% emisi karbon dibandingkan solar. "Jika memanfaatkan jelantah, kita tak perlu mengganti hutan dengan perkebunan kelapa sawit, yang justru berpotensi meningkatkan emisi karbon," tuturnya.

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement