Melihat potensi besar tersebut, peluang ini ditangkap oleh pebisnis asal Makasar, Sulawesi Selatan Andi Hilmi sejak masih duduk di bangku SMA. "Ketika itu kami mengembangkan puluhan diversifikasi energi. Namun, yang paling ideal adalah biodiesel," kata Andi yang mempunyai usaha biodiesel berskala indsutri "GenOil" sebelum 21 tahun.
Mereka pun memberikan beberapa kiat penting agar dalam bisnis minyak jelantah dapat berjalan mulus, diantaranya
- Pastikan ada kebutuhan
Berawal dari kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) sehingga mengakibatkan para nelayan di Makasar tak bisa melaut, Andi pun mulai mencari solusi untuk menggantikan BBM dengan biodiesel dari minyak jelantah.
"Saya berusaha mencari pengganti energi terbarukan agar bisa digunakan oleh para nelayan. Prinsip saya, karya yang kita buat harus sesuai dengan kebutuhan pada saat itu. Ketika itu, biodiesel bisa menjawab masalah kelangkaan bahan bakar yang mengancam kedaulatan energi di masa mendatang," kata Andi, dalam satu bulan bisa meraih omzet sekitar Rp200 juta.
- Jalin jejaring
Mengikuti organisasi seperti Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) akan lebih memudahkan dalam mencari teman-teman yang memiliki visi serupa. "Impian saya merintis bisnis biodiesel ini, berharap ada yang mau membangun bersama-sama. Hingga akhirnya saya menemukan teman yang percaya kepada saya," kata Andi.