Usahanya berkembang hingga ia mampu membuka dua kios. Ary juga pernah menjadi distributor pager dan handphone pada masa kemunculannya pertama kali di kalangan masyarakat.
Penghasilannya terus bertambah. Namun seperti perjalanan bisnis pada umumnya, Ary mengalami bangkrut. Usahanya jatuh saat krisis moneter melanda pada 1998.
Cerita Inspiratif Ary Ginanjar: Awal Kebangkitan dan ESQ
Kebangkrutan yang ia alami itu justru menjadi titik balik terbesar dalam hidupnya. Pada 1999, dia memutuskan untuk menuliskan kisah perjalanan hidupnya. Ia menggunakan kertas bekas proposal usahanya yang telah bangkrut.
Ary sempat mengajukan tulisannya kepada penerbit, namun tak ada yang bersedia menerbitkannya. Ary lantas memutuskan untuk mencetaknya sendiri, buku itu ia beri judul ‘ESQ, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual.’
Dari sini, konsep ESQ yang tadinya hanya bisa didapat dari buku, berkembang menjadi pelatihan. Ary kerap memberikan training dari kota ke kota lain. Karena kegiatannya ini terus berkembang, Ary mulai merekrut karyawan untuk membantunya.