Rencana bisnis yang diperkirakan Ajik itu membuahkan hasil. Kaos khas Bali itu meledak di pasaran. Pengunjung mulai terus berdatangan ke Krisna Denpasar untuk mencari kaos produksinya, disamping mencari oleh-oleh khas lain.
Setahun kemudian Ajik berhasil membuka toko kedua di Denpasar, namun dengan konsep yang lebih apik. Ajik menggandeng pengusaha properti untuk pembukaan Krisna kedua dengan lapangan parkir lebih luas dan rumah makan untuk pengunjung.
Ajik juga memanfaatkan jaringan kerja sama dengan pelaku industri pariwisata untuk melambungkan popularitas Krisna. Strategi itu terbukti berhasil mendatangkan wisatawan untuk berkunjung dan berbelanja di Krisna.
Dua tahun setelah pendirian outlet kedua di Denpasar, Ajik kembali membuka outlet ketiga dengan luas 1.000 m2 di Sunset Road. Ia ingin menyalurkan lebih banyak produk kerajinan pengrajin asli Bali.
Ekspansi Krisna terus ia lakukan dengan agresif. Salah satu langkah inovatif yang diambilnya adalah membuka outlet Krisna yang beroperasi 24 jam di Kuta, mengikuti arus pariwisata di daerah tersebut yang hampir tidak pernah mati.