Sejak awal, Ryan berniat membangun bisnis yang profitable, sehingga tak hanya bakar duit semata. Ia percaya tidak semua perusahaan startup perlu bakar duit, sekalipun bergerak di bidang teknologi.
“Nggak necessary, business to business itu enggak perlu bakar duit tapi bisa survive. Daripada fokus terlalu banyak ke investor relation, cari klien secara perlahan, nanti investor dengan sendirinya akan mampir,” lanjutnya.
Oleh karenanya Ryan terus mengembangkan bisnisnya dengan harapan Sribulancer dapat mencetak keuntungan. Akuisisi perusahaan Jepang ini, adalah salah satu caranya untuk mengembangkan perusahaannya.
Dengan akuisisi itu, Sribulancer dapat mengembangkan pasar ke Jepang. Apalagi perusahaan Jepang tersebut juga memiliki visi yang sama, yakni berkembang ke level perusahaan yang lebih lanjut.
“Mendapatkan funding itu susah, namun diakuisisi itu tiga kali lipat lebih susah. Apalagi sama perusahaan Jepang, mereka sangat teliti dan detail. Itu yang bikin lama, mereka minta proyeksi lima tahun ke depan bagaimana, mau dikembangkan sebesar apa,” tuturnya.