sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kisah Inspiratif Takmir Masjid Jogokariyan: Umumkan Infaq Rp0, Tingkatkan Kesadaran Berinfaq

Inspirator editor Kurnia Nadya
29/05/2023 16:11 WIB
Takmir Masjid Jogokriyan memiliki program kerja yang sukses, terstruktur, dan terarah.
Kisah Inspiratif Takmir Masjid Jogokriyan: Umumkan Infaq Rp0, Tingkatkan Kesadaran Berinfaq. (Foto: Masjid Jogokariyan)
Kisah Inspiratif Takmir Masjid Jogokriyan: Umumkan Infaq Rp0, Tingkatkan Kesadaran Berinfaq. (Foto: Masjid Jogokariyan)

IDXChannel—Ada banyak kisah inspiratif dari takmir Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Para pengurus masjid membuat banyak gebrakan yang membuat Jogokariyan kini dikenal luas hingga menjadi fenomenal. Salah satunya adalah saldo infaq yang selalu Rp0 saat diumumkan. 

Saldo infak Rp0 artinya uang yang terkumpul dari jamaah tak pernah berlama-lama tersimpan sebagai kas masjid. Alih-alih, para takmir masjid langsung mengalokasikan uang tersebut untuk kebutuhan atau kegiatan masjid dan kesejahteraan jamaah. 

Para takmir percaya bahwa dana infak menanti untuk dipergunakan sebagai amalan baik, bukan menjadi uang kas semata. Mereka juga khawatir, mengumumkan nominal infaq dalam jumlah besar akan menyakiti hati jamaah yang tak mampu secara ekonomi untuk pergi berobat atau menyekolahkan anak-anaknya. 

Berkat kepengurusan para takmir, Masjid Jogokariyan memiliki program yang jelas. Bukan hanya program-program dakwah, namun juga program yang bersifat ekonomis agar masjid mempunyai sumber pendapatan sehingga mampu berdikari membiayai kegiatannya sendiri. 

Para takmir dipilih oleh jamaah di sekitar masjid, pemilihannya pun tak ubahnya pemilu empat tahun sekali. Dalam periode waktu itulah para takmir akan menjalankan tugas dan kewajiban yang telah dipercayakan jamaah. Sekitar 2.000an lebih jamaah di sekitar masjid memiliki hak suara. 

Tahun ini, setidaknya separuh dari pemilik hak suara menggunakan haknya untuk memilih pengurus baru. Sebagai tambahan informasi, jamaah yang memiliki hak suara itu tidak semuanya memiliki KTP setempat, juga tidak berdomisili di Jogokariyan. 

Bagaimana gebrakan takmir para masjid ini menyejahterakan jamaah di sekitarnya? Simak ulasannya berikut ini.

Kisah Inspiratif Takmir Masjid Jogokariyan: Bikin Jama'ah Betah 

Sebelum 1967, Jogokariyan tidak mempunyai masjid sendiri. Aktivitas keagamaan dilaksanakan di langgar kecil di pojok kampung. Masjid sendiri baru terbangun pada 1966 dan selesai setahun kemudian. 

Takmir Masjid Jogokariyan menjalankan dakwah secara serius, lewat pemetaan jamaah di sekitar masjid, sekaligus membuat program-program yang mampu mendekatkan dan mengundang warga setempat untuk datang ke masjid. 

Para takmir juga menginisiasi program untuk meningkatkan semangat jamaah untuk berinfaq. Mereka menghitung biaya operasional selama setahun lantas dibagi jumlah jamaah masjid, dari situ ditemukan biaya setiap pekan. 

Jamaah lantas diberitahukan, jika berinfak dalam jumlah tersebut maka ia jama’ah mandiri. Namun jika ia berinfaq lebih, ia adalah jama’ah pensubsidi, dan jika kurang maka dia adalah jama’ah disubsidi. Gerakan ini sukses meningkatkan infaq mingguan masjid hingga 400%. 

Para takmir juga menargetkan jumlah jamaah saat shalat subuh selalu bertambah dengan membuat planning yang tertata. Pada 2000-2005, ditargetkan jamaah shalat subuh bisa mencapai 25% dari jamaah shalat jumat. Target ini bertambah dalam tiap periode kepengurusan baru. 

Takmir juga mendata warga sekitar masjid untuk mendapatkan statistik berapa di antaranya yang sudah shalat, yang sudah shalat jama’ah ke masjid dan yang belum, dan sebagainya untuk pemetaan dakwah. Tak hanya itu, mereka mendata apa kebutuhan jama’ah berdasarkan usia dan jenis kelamin. 

Untuk meningkatkan kenyamanan masjid, mereka pun tidak pernah memarahi anak-anak yang ramai mengisi masjid. Alih-alih, mereka akan memberikan hadiah jika anak-anak itu mau belajar tidak berisik. 

Lewat program kerja yang terstruktur dan terarah, para takmir juga sukses membuat masjid sebagai lingkungan yang sangat nyaman untuk dikunjungi berlama-lama. Mereka berhasil menyediakan sarapan (bubur, lontong sayur, susu kedelai) tiap minggu setelah subuh, dan 1.000an nasi bungkus setelah shalat jum’at. 

Masjid pun dibuka selama 24 jam dan dipasangi wifi untuk memudahkan komunikasi jamaah, di depan masjid ada angkringan untuk jamaah beristirahat dan berkumpul bersama. 

Dari mana takmir mendapatkan dana untuk membiayai kegiatannya? Selain infaq, donatur, zakat dan shodaqoh, dan sponsorship. Para takmir juga membangun 11 kamar penginapan di atas masjid dan satu aula untuk disewakan sebagai usaha masjid. 

Para takmir Masjid Jogokriyan ini memposisikan diri sebagai pelayan umat, dan mengabdikan diri untuk berdakwah, menjadikan masjid sebagai lingkungan yang menyenangkan, dan meningkatkan kesadaran jama’ah untuk berinfaq demi membantu sesama. 

Demikianlah kisah inspiratif takmir Masjid Jogokariyan, masjid yang bikin jamaahnya betah untuk berkunjung berlama-lama. (NKK)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement