sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kisah Li Lu: Eks Demonstran yang Sukses Jadi Investor, Dijuluki Warren Buffet China

Inspirator editor Kurnia Nadya
23/08/2023 19:29 WIB
Li Lu, pendiri Himalaya Capital Management, mengadaptasi strategi investasi Warren Buffet dan berhasil mencatatkan annualized compounding return hingga 30%.
Kisah Li Lu:  Eks Demonstran yang Sukses Jadi Investor, Dijuluki Warren Buffet China. (Foto: National Museum of American History)
Kisah Li Lu: Eks Demonstran yang Sukses Jadi Investor, Dijuluki Warren Buffet China. (Foto: National Museum of American History)

IDXChannel—Ada seorang investor kawakan asal China yang kerap disejajarkan dengan Warren Buffet. Namanya Li Lu, seorang value investor kelahiran Tangshan yang berhasil mencatatkan rata-rata return 30% dalam portofolionya setiap tahun. 

Li Lu adalah pendiri Himalaya Capital Management, perusahaan investasi yang menerapkan strategi value investing dan berfokus pada saham-saham dengan economic moat tinggi yang diperdagangkan Asia, khususnya China. 

Sebelum berkuliah di Amerika dan meniti karier di dunia pasar modal, Li Lu tadinya adalah mahasiswa Nanjing University jurusan ekonomi. Ia merupakan salah satu demonstran dalam aksi mahasiswa di Tiananmen Square pada 1989. 

Li Lu pindah ke New York pada usia 23 tahun saat pergerakan mahasiswa itu mulai diberantas oleh pemerintah China. Saat pindah, Li Lu bahkan belum fasih berbahasa Inggris. 

Keberhasilan Li Lu dalam berinvestasi pun tak lepas dari pengaruh Warren Buffet yang pertama kali ditemuinya saat ia masih berkuliah di Columbia University. Saat itu, Li Lu sama sekali tak mengenal siapa Warren Buffet. 

Saat diajak temannya untuk mengikuti kuliah terbuka dengan dosen tamu Warren Buffet pada 1993, Li Lu mengira ia akan makan siang ala buffet sembari mengobrol tentang peluang bisnis. 

Namun rupanya, ‘buffet’ yang dimaksud temannya adalah Warren Buffet, sang bapak value investor sendiri. Kuliah umum itu membuka mata Li Lu, yang saat itu memang tengah mencari cara terbaik untuk mencari uang. 

Ia lantas mengadaptasi cara investasi Warren Buffet, yakni dengan membeli saham-saham perusahaan yang tengah undervalue, namun dengan potensi performa yang cemerlang. Li Lu yang saat itu masih berstatus mahasiswa, sudah berhasil memperoleh return besar. 

Prinsip value investing terus dipraktikkannya dalam karier investasinya di kemudian hari. Dilansir dari Netnethunter.com (23/8), konsep value investing sangat menarik baginya, yakni membeli ‘keamanan finansial’ yang menarik di harga yang murah. 

“Jika Anda salah, Anda tidak merugi terlalu banyak. Namun jika Anda menang, Anda menghasilkan keuntungan yang sangat besar,” begitu tuturnya. 

Li Lu sangat yakin bahwa pasar berlaku secara irasional, namun berpeluang memberikan banyak potensi kepada para value investor, selama mereka bersedia mengerahkan waktu dan fokus untuk benar-benar menggali fundamental emiten incarannya. 

Keberhasilan Li Lu mencatatkan keuntungan dapat dilihat saat ia berinvestasi pada Timberland, perusahaan manufaktur yang memproduksi sepatu, populer dikenal dengan desain boots yang begitu khas. 

Saat itu, saham Timberland memiliki P/E ratio hanya 3, dengan market cap USD319 juta, dan aset lancar senilai USD387 juta, serta liabilitas total USD203 juta. Perusahaan ini memiliki nilai aset lancar bersih yang positif, namun dijual di harga yang murah dari nilai bukunya. 

Mengapa? Saat itu, Timberland ‘ditinggalkan’ investor karena tengah mengadapi tuntutan hukum. Namun Li Lu yakin performa Timberland akan membaik, apalagi perusahaan itu secara rutin membayarkan utangnya sejak 1996, dan berhasil menurunkan rasio utang terhadap modal secara drastis dalam dua tahun. 

Dalam dua tahun berikutnya, bisnis Timberland membaik, dan harga sahamnya meroket hingga 700%, mencatatkan pertumbuhan pendapatan 30% dalam setahun. Li Lu yang saat itu memiliki saham Timberland sebanyak 20% dalam portofolionya, mengantongi keuntungan besar. 

Karena caranya berinvestasi ini, Li Lu dipercaya oleh Charlie Munger, salah satu investor ternama lainnya, untuk mengelola asetnya. Li Lu bertemu dengan Munger pada 2003, dan setelahnya keduanya berteman baik. 

Munger bahkan mengatakan Li Lu adalah satu-satunya manajer investasi dari luar yang pernah dipercayanya untuk mengelola aset miliknya. 

Sejak pendiriannya, Himalaya Capital Management telah mencatatkan annualized compound return sebesar 30%. Modal awal yang semula hanya USD300.000, telah berkembang dan nilai investasinya kini mencapai lebih dari USD9 miliar. 

Itulah kisah inspiratif Li Lu, investor kawakan yang kerap dijuluki Warren Buffet asal China. (NKK)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement