“Kagetnya itu setelah dua tahun di sana, pas mau mudik baru tahu ternyata tidak digaji. Alasannya karena dianggap anak, ‘Anak masa digaji?’ begitu,” tuturnya.
Namun masa-masa Erlyanie menetap di rumah majikannya itu ternyata membawa peluang emas. Seorang tetangga yang kebetulan adalah seorang kepala sekolah, sering melihatnya mengintip sekolah untuk melihat anak-anak sekolah di dalamnya.
Tetangga itu menawarinya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMP, bahkan meminta izin kepada majikannya agar dia mengizinkan Erlyanie sekolah. Izin itu diberikan, namun dengan syarat pekerjaan rumah harus tetap beres.
Erlyanie mengikuti tes dan langsung sekolah di kelas 3 SMP. Setelah lulus sekolah pun, Erlyanie meminta izin untuk bekerja sebagai SPG di Pasar Raya Blok M saat SMA, karena dia masih tinggal dengan majikannya.
Dia kemudian pindah kerja ke sebuah kontraktor menjadi admin untuk mengumpulkan uang biaya kuliah D3. Siang hari dia gunakan untuk bekerja, malam hari dia gunakan untuk kuliah dan mengerjakan tugas-tugas.