Namun Aliuyanto memahami betul karakteristik konsumen Indonesia yang menggemari masakan yang cocok dengan lidah mereka. Dari sini, dia mengolah makanan yang pas dengan selera konsumen Indonesia dengan kuantitas banyak, tetapi dengan harga murah.
Justru menu-menu sederhana inilah yang membuat Solaria berkembang pesat. Apalagi, meskipun harga murah, Solaria memberikan pelayanan yang tidak sembarang. Biarpun harga kaki lima, tetapi pelayanannya seperti bintang lima.
Konsep inilah yang dia gunakan untuk menarik minat konsumen. Dalam kurun tiga tahun saja, Solaria sukses membuka 10 cabang. Namun demikian, perjalanan bisnisnya tidak mulus-mulus saja.
Enam outlet Solaria pernah terpaksa ditutup karena habis terbakar saat kerusuhan 1998. Namun demikian, Aliuyanto tidak berhenti mempertahankan bisnisnya. Satu dekade setelah enam outletnya terbakar, dia justru berhasil membuka 130 gerai Solaria.
Kesuksesannya ini berasal dari tekad kuat dan konsistensinya dalam berbisnis. Dia pun bersedia untuk berproses dari tahun ke tahun. “Kalau sudah punya tekad berwirausaha, harus konsekuen, tidak ragu-ragu. Harus berani dengan segala risiko, kesulitan, dan hal-hal yang menghalangi,” tuturnya di kanal YouTube Kantor Alumni UGM.