IDXChannel—Kisah sukses kali ini datang dari Febriansyah, pemuda asal Bogor yang berhasil mengekspor tanaman hias ke mancanegara. Pemuda berusia 19 tahun ini adalah owner Mekarsari Flora.
Febri mengaku awal mula ia terjun ke bidang tanaman hias karena ajakan temannya. Febri juga mengaku pada saat itu ia belum mengerti mengenai tanaman hias, tetapi seiring waktu berjalan, ia terus belajar. Mulai dari cara merawat tanaman, cara cangkok, cara setek, dan lain-lain.
Febri menjelaskan ia belajar mencangkok dan memperbanyak tanaman dari sang paman yang berada di daerah Ciapus, Bogor hingga akhirnya ia bisa menanam sendiri.
“Kita mencoba posting awalnya, waktu itu masih tidak tahu nama tanamannya apa, cara jualnya gimana. Tapi akhirnya berhasil, lalu mendapatkan keuntungan. Uangnya kita jadikan modal lagi dan akhirnya kita benar-benar terjun di dunia tanaman hias,” ujar Febri dalam kanal YouTube Seputar Bonus Demografi.
Dalam proses promosi Febri mengaku menggunakan Facebook kurang lebih 2-5 bulan. Pada saat SMA ia mengaku sangat senang memiliki penghasilan sendiri walaupun nominalnya pada saat itu masih tergolong sedikit. Lalu, ia fokus dalam usahanya hingga akhirnya kini ia berhasil ekspor.
Ia mulai ekspor ketika mulai memasarkan tanamannya di Instagram. Febri mengungkapkan total dari jenis tanaman yang ia jual sudah lebih dari 200 jenis. Febri memperoleh tanaman tersebut dari berbagai daerah di Indonesia. Menurutnya, saat ini spesies yang paling banyak diminati yaitu spesies asli Kalimantan.
Dalam proses pembibitan juga Febri mengaku itu adalah proses yang sangat panjang itulah mengapa tanaman hias sangat unik dan memiliki harga yang fantastis.
Febri menyebutkan ekspor pertamanya adalah ke negara Amerika, ia mendapat buyer dari Instagram. Setelah ia mendapatkan data-data dari customer mengenai alamat dan tanaman yang akan dikirim, ia lantas membuat surat phytosanitary yang memakan proses hingga 1-2 minggu.
Phytosanitary adalah dokumen yang diterbitkan oleh NPPO yang menyatakan suatu komoditas tumbuhan, hasil tumbuhan dan benda lain yang diekspor bebas dari OPT/OPTK atau persyaratan negara tujuan.
Setelah membuat surat tersebut ia bisa langsung menyiapkan pesanan yang akan dikemas lalu dikirim ke negara tujuan. Febri mengaku jika sedang musim semi di negara lain, dalam sebulan ia bisa menghasilkan omzet hingga Rp100 juta.
"Omzet itu tergantung pemesanan dari customer di luar negeri. Kalau musim semi bisa banyak untungnya. Setelah tau potensi keuntungannya, saya mulai lagi pengembangan tanamannya. Kalau cuma sebatas jual, habis ekspor bisa habis," tutur Febri.
Itulah kisah sukses pemuda 19 tahun yang berhasil menjadi pebisnis tanaman hias hingga mampu mengekspor tanamannya ke negara-negara lain. (NKK)
Penulis: Noviyanti Rahmadani