Dalam tiga bulan pembukaan warung, rupanya wirausaha rintisan ini berhasil. Slamet berhasil mencatatkan pendapatan yang lebih tinggi dari gaji dan insentifnya. Setelah itulah, Slamet mengajukan resign untuk fokus dengan usaha soto semarangnya.
Saat itu (2007), Slamet sudah mencatatkan omzet Rp20 juta dalam sebulan. Pasca resign, Slamet fokus membuat website dan kanal online lainnya. Begitu Slamet fokus mengembangkan usaha soto semarang itu, omzet terus meningkat.
Dalam ekspansi, Slamet pertama kali membuka kemitraan ketika seorang rekan kerjanya di kantor terkena PHK dan meminta Slamet untuk membuka usaha soto semarang yang sama dengan miliknya.
Rekan kerjanya itulah yang membuka cabang kedua soto semarangnya di Purworejo. Cabang ketiga dibuka oleh seorang guru yang mau pensiun dan berminat untuk bergabung dengan usaha soto semarangnya.
Soto semarangnya mulai meroket dan makin meledak pada 2009, setelah Slamet memiliki tempat sendiri untuk berusaha. Dengan tempat usaha milik sendiri, Slamet bisa membangun lokasi usaha yang lebih representatif.