IDXChannel—Handry Satriago merupakan pria kelahiran Pekanbaru, 13 Juni 1969. Ia adalah CEO dari General Electric (GE) Indonesia, meski dirinya lumpuh ia memiliki mental yang kuat, pasalnya ia merupakan CEO termuda dalam sejarah perjalanan GE Global.
GE Company sendiri merupakan sebuah perusahaan multinasional teknologi dan jasa yang bermarkas di Amerika Serikat. Perusahaan ini merupakan yang tertua dan terbesar di dunia yang didirikan oleh Thomas Alfa Edison.
Saat itu ia tengan mengisi sebuah acara yang bernama Kultum Supermentor 2, di sana ia membagikan kisah yang menarik.
Walaupun ia memiliki keterbatasan, namun ia mampu secara lugas memulai diskusi dengan bercerita soal teman dekatnya yang berasal dari India, temannya itu berhasil menggemparkan NASA karena sukses menerbangkan pesawat ulang alik.
Handry menjelaskan kalau temannya itu mampu melakukan hal tersebut karena terinspirasi oleh kendaraan motor, bajaj yang banyak terdapat di negara tersebut.
Kemudian Handry menjelaskan kalau dari kisah tersebut kita dapat mengerti kalau sebuah kesuksesan dapat dikejar dengan cara yang sederhana dan hal tersebut mampu berdampak besar untuk diri sendiri dan orang lain.
Ia juga menambahkan kalau butuh waktu 13 tahun untuk ia bisa mengejar mimpi sampai ia di posisinya saat ini, menjadi kepala dari perusahaan yang memproduksi mesin jet, listrik, otomotif dan sebagainya.
Handry ditawari untuk menjadi CEO GE Indonesia saat ia berusia 41 tahun, ia merasa takut dan tidak percaya diri hingga akhirnya ia memberanikan diri dan memutuskan untuk siap berperang dan menerima tawaran tersebut.
Handry memiliki rasa takut akibat kelumpuhannya ini, ia sudah menghabiskan 20 tahun di kursi roda. Ia bisa lumpuh karena menderita penyakit kanker yang membuat kakinya setengah lumpuh saat usianya 17 tahun.
Ia juga mengungkapkan kalau keterbatasan menjadi kekuatan terbesar bagi dirinya untuk maju ke depan, termasuk saat tawaran jabatan dari Manager Pengembangan Bisnis GE Indonesia menjadi CEO.
Ia mencoba untuk tidak terus meratapi keterbatasan dirinya, sampai akhirnya ia bisa menerima kenyataan. Disinilah ia mulai menyusun strategi dan berani bermimpi besar, sampai meruntuhkan keraguan akan dirinya. (NKK)