"Rasanya seperti mimpi sekarang," lanjut dia. Dengan uang yang diperolehnya sebagai petugas kebersihan, dirinya mulai berinvestasi di saham dan berbisnis salad. Namun sayang, itu semua gagal.
Meski begitu, kegagalan ini malah menjadi titik balik kehidupannya. Lee Su-jin kembali ke hotel, tetapi bukan untuk bekerja sebagai janitor.
Dia menggunakan pengetahuannya untuk membangun komunitas perhotelan mulai dari supplier handuk, tisu toilet, hingga pemilik hotel.
Pada 2007, Lee Su-jin meluncurkan aplikasi bernama Yanolja, artinya hey, let's play. Ini adalah aplikasi paling populer untuk memesan love hotel paling populer di Korea Selatan. Di negeri ginseng itu, love hotel disebut motel.
Melansir dari inews.id, rupanya Yanolja telah berkembang dari aplikasi pemesanan hotel hingga transportasi dan kini merambah ke perangkat lunak komputasi cloud yang membantu hotel dan perusahaan perjalanan mendigitalkan proses bisnis.