Baruna memperkirakan, kinerja positif emiten properti akan terus berlanjut pada 2025 seiring perpanjangan insentif PPN DTP. Oleh karena itu, dia pun tetap mempertahankan overweight pada sektor properti dengan saham BSDE dan PWON sebagai pilihan utama.
Dari sisi bottom line, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatat kenaikan tajam dari Rp654 miliar menjadi Rp18,7 miliar. Kenaikan ini berasal dari divestasi saham PT Siloam International Hospital Tbk (SILO) lewat anak perusahaan sehingga membuat kinerja keuangan RS Lippo Group itu tidak lagi dikonsolidasi dalam laporan keuangan LPKR.
Berikut sepuluh perusahaan properti residensial dengan pendapatan tertinggi sepanjang 2024:
1. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) Rp13,80 triliun
2. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) Rp11,35 triliun
3. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Rp11,19 triliun
4. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) Rp10,62 triliun
5. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) Rp6,67 triliun
6. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) Rp5,68 triliun
7. PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) Rp4,42 triliun
8. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) Rp3,44 triliun
9. PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) Rp2,95 triliun
10. PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) Rp2,83 triliun
(Rahmat Fiansyah)