sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

10 Saham Minyak Sawit di Bursa Efek Indonesia, Intip Perkembangan Harganya

Market news editor Kurnia Nadya
12/09/2025 13:16 WIB
Ada puluhan perusahaan yang bergerak di industri kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia.
10 Saham Minyak Sawit di Bursa Efek Indonesia, Intip Perkembangan Harganya. (Foto: Istimewa)
10 Saham Minyak Sawit di Bursa Efek Indonesia, Intip Perkembangan Harganya. (Foto: Istimewa)

IDXChannel—Simak 10 saham minyak sawit di Bursa Efek Indonesia. Indonesia memiliki banyak  perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan pengolahan crude palm oil (CPO), sebagian di antaranya juga telah melepas sahamnya ke masyarakat. 

Minyak sawit mentah dapat diolah menjadi minyak goreng, margarin, shortening, dan produk-produk lain yang dapat digunakan untuk bahan baku industri kosmetik, perawatan kulit, deterjen, dan sebagainya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas perkebunan tanaman sawit di Indonesia pada 2024 mencapai 16 juta hektare. Area terluas berada Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. 

Total luasan perkebunan kelapa sawit di enam wilayah tersebut mencapai lebih dari 1 juta hektare. Sementara menurut catatan Gabungan Pengusaha Kelawa Sawit Indonesia (Gapki), total produksi CPO sepanjang tahun lalu mencapai 48,16 juta ton. 

Jadi apa saja 10 saham minyak sawit di Bursa Efek Indonesia? Ada puluhan saham CPO sudah melantai di bursa. Merangkum data dari BEI (12/9/2025), berikut ini adalah deretan saham minyak sawit. 

10 Saham Minyak Sawit di Bursa Efek Indonesia 

1. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI

Astra Agro Lestari adalah bagian dari konglomerasi PT Astra International Tbk (ASII). Perusahaan berdiri pada 1988, saat ini AALI memiliki 284.831 hektare perkebunan sawit di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Sebagian besar di antaranya adalah perkebunan inti. 

Kapitalisasi pasar AALI adalah Rp14,24 triliun. Pada penutupan sesi pertama perdagangan Jumat 12 September 2025, harga AALI ditutup di Rp7.400 per saham. Sejak awal tahun, AALI mencatatkan kenaikan harga sebesar 19,35 persen. 

2. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) 

Sampoerna Agro adalah perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit milik Putera Sampoerna. Perusahaan ini memiliki perkebunan inti sawit seluas 81.733 hektare di Sumatera dan Kalimantan, juga delapan fasilitas pabrik kelapa sawit. 

Kapitalisasi pasar SGRO saat ini mencapai Rp8,60 triliun, dengan harga saham terakhir di level Rp4.730 per saham. Sejak awal tahun, SGRO sudah mencatatkan kenaikan harga sebesar 121,03 persen. 

3. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) 

Salim Ivomas Pratama adalah perusahaan yang memproduksi minyak goreng dan produk turunan sawit lainnya. Merek dagang yang digunakan adalah Bimoli, Palmia, Happy, dan sebagainya. 

Kapitalisasi pasar SIMP saat ini mencapai Rp9,92 triliun dengan harga saham terakhir di level Rp640 per saham. Sejak awal 2025, SIMP sudah mencatatkan kenaikan harga sebesar 69,31 persen. 

4. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) 

DSNG berdiri sejak 1980, mulanya bergerak di industri perkayuan tetapi kini telah berekspansi ke industri sawit. Hingga 2023, perusahaan ini memiliki area tertanam seluas 110.700 hektare, dan menghasilkan produk utama CPO dan PKO.

Kapitalisasi pasar DSNG saat ini mencapai Rp17,75 triliun, dengan harga saham terakhir di level Rp1.675 per saham. Sejak awal 2025, DSNG telah mencatatkan kenaikan harga sebesar 76,32 persen. 

5. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) 

SMAR adalah bagian dari Sinar Mas Group yang bergerak di industri perkebunan dan pengolahan sawit. Perseroan memiliki 137.000 hektare perkebunan inti dan plasma, 16 pabrik kelapa sawit, 4 pabrik pengolahan inti, 4 pabrik raginasi, pabrik biodiesel dan oleokimia. 

SMAR memproduksi minyak goreng merek Filma dan Kunci Mas. Kapitalisasi pasar SMAR saat ini mencapai Rp16,22 triliun dengan harga saham pada penutupan sesi pertama Jumat (12/9/2025) Rp5.650 per saham. Sejak awal 2025, harga sahamnya naik 54,79 persen. 

6. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) 

TBLA sudah berdiri sejak 1973, perusahaan ini memiliki total area perkebunan sawit inti dan plasma lebih dari 100.000 hektare yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan. Produk yang dihasilkan adalah CPO, PKO, olein, dan produk turunan sawit lainnya. 

Saat ini kapitalisasi pasar TBLA mencapai Rp4,48 triliun, dengan harga saham Rp745 per saham pada penutupan sesi pertama perdagangan 12 September 2025. Sejak awal 2025, TBLA mencatatkan kenaikan harga sebesar 21,14 persen. 

7. PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) 

Perusahaan ini didirikan pada 2000, bergerak di perkebunan dan pengolahan sawit. BWPT memiliki perkebunan seluas 87.000 hektare di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Perseroan menghasilkan CPO dan inti sawit.

BWPT mencatatkan kapitalisasi pasar senilai Rp4,63 triliun, dengan harga saham pada penutupan sesi pertama hari ini (12/9/2025) Rp147 per saham. Sejak awal tahun, BWPT mencatatkan kenaikan harga sebesar 149,15 persen. 

8. PT FAP Agri Tbk (FAPA) 

FAP Agri berdiri pada 1994 dan saat ini memiliki lahan perkebunan seluas lebih dari 110.000 hektare yang tersebar di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Riau. Perseroan juga memiliki pabrik pengolahan sawit dan kernel. 

Kapitalisasi pasar FAPA saat ini mencapai Rp21,95 triliun, dengan harga saham Rp6.050 per saham pada penutupan sesi pertama 12 September 2025. Sejak awal tahun, FAPA mencatatkan kenaikan harga sebesar 12 persen. 

9. PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) 

GZCO didirikan pada 2001, dan memiliki perkebunan kelapa sawit di Sumatera Selatan serta menghasilkan produk berupa CPO dan inti sawit. Kapitalisasi pasar GZCO saat ini mencapai Rp1,23 triliun dengan harga saham Rp206 pada penutupan sesi pertama 12 September. 

10. PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)

LSIP adalah perusahaan perkebunan sawit yang masuk dalam konglomerasi Salim Group bersama Salim Ivomas Pratama. LSIP memiliki kebun seluas 111.367 hektare di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa. 

Perseroan memiliki 12 pabrik kelapa sawit. Kapitalisasi pasar LSIP saat ini mencapai Rp9,03 triliun dengan harga saham Rp1.325 per saham pada penutupan sesi pertama perdagangan 12 September 2025. Sejak awal tahun, harga LSIP naik 35,90 persen. 

Itulah 10 saham minyak sawit di Bursa Efek Indonesia

(Nadya Kurnia)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement