Penurunan ini dikontribusi oleh banyak faktor, di antaranya karena cuaca ekstrem basah, perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia, harga minyak nabati, harga tinggi minyak bumi dan pupuk, kebijakan pelarangan ekspor, juga lonjakan kasus Covid-19.
Pada 2022, Indonesia mengekspor 30,8 juta ton CPO, angka ini menurun 8,53% dibandingkan realisasi ekspor 2021 yang tercatat mencapai 33,67 juta ton. Tahun lalu, India adalah negara tujuan ekspor terbesar bagi CPO Indonesia dengan volume 4,9 juta ton. Nilai ekspor CPO juga naik 3,7%, yakni mencapai USD27,76 miliar.
Kebijakan pelarangan ekspor CPO memang mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan sawit, namun aksi pemerintah untuk terus mengembangkan biodiesel dinilai dapat meningkatkan serapan CPO di pasar domestik. Hal ini juga dianggap bakal berdampak positif pada kinerja saham sawit.
Melihat peluang dan prospek industri sawit dalam negeri, apa saja saham sawit yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia? Berikut daftarnya:
- Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
- Andira Agro Tbk (ANDI)
- Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT)
- Eagle High Plantations Tbk (BWPT)
- Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA)
- Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)
- Fap Agri Tbk (FAPA)
- Golden Plantation Tbk (GOLL)
- Gozco Plantations Tbk (GZCO)
- Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA)
- PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)
- Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP)
- Mahkota Group Tbk (MGRO)
- Provident Agro Tbk (PALM)
- Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN)
- Palma Serasih Tbk (PSGO)
- Pinago Utama Tbk (PNGO)
- Sampoerna Agro Tbk (SGRO)
- Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP)
- Smart Tbk (SMAR)
- Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS)
- Triputra Agro Persada Tbk (TAPG)
- Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA)
- Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP)
Demikianlah sederet saham sawit di BEI yang dapat menjadi pilihan bagi investor-investor pemula. (NKK)