IDXChannel—Apa yang harus dilakukan jika nilai investasi turun? Hal paling utama yang mesti dilakukan saat portofolio memerah adalah tidak panik, sehingga investor terhindar dari pengambilan keputusan yang gegabah.
Sebelum memantapkan diri untuk masuk ke pasar modal, seorang calon investor harus mempersiapkan modal. Banyak investor kawakan sepakat bahwa modal investasi tak hanya berupa uang yang cukup, namun juga mental yang kuat.
Mental dan pola pikir yang benar dalam berinvestasi, sama penting dengan kecukupan modal uang. Sebab pergerakan pasar tak selamanya berpihak pada investor. Portofolio tak akan selama hijau, ada kalanya ia akan berwarna merah.
Saat tengah merugi, sedikit banyak mental dan emosi investor akan terpengaruh. Padahal, koreksi harga saham di pasar modal adalah hal yang lumrah. Maka seorang investor yang memang berinvestasi untuk jangka panjang, mestinya tak terpengaruh dengan koreksi harga.
Selain tidak panik, apa lagi yang harus dilakukan jika nilai investasi turun?
Hal yang Harus Dilakukan Jika Nilai Investasi Turun
Menghindari Panic Selling
Saat harga saham turun, kondisi yang biasa terjadi adalah panic selling, di mana investor terburu-buru menjual seluruh sahamnya karena panik dan takut kerugian semakin membesar.
Padahal, jika Anda menginvestasikan modal pada saham-saham yang tepat, koreksi harga hanya terjadi selama beberapa saat, sebelum akhirnya harga akan terpantul naik kembali mengikuti realisasi kinerja emiten yang membaik.
Ingat Tujuan Investasi
Jika Anda berinvestasi, artinya Anda memang berniat untuk menyimpan saham dalam jangka waktu yang panjang. Investasi bukanlah membeli saham lantas menjualnya beberapa bulan kemudian saat harga naik.
Lain cerita jika Anda adalah seorang trader yang memang membeli dan menjual saham dalam waktu singkat, yang tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat.
Maka ketika tengah terjadi koreksi dan nilai investasi merosot, sebaiknya jangan terpengaruh kepanikan sesaat. Demikian pula saat nilai investasi mendadak meroket, jangan tergoda untuk menjualnya.
Saham-saham pilihan investasi berbeda dengan saham-saham pilihan untuk trading. Saham untuk tujuan investasi umumnya bergerak dengan stabil dan terus bertumbuh dalam jangka panjang.
Apa saja contoh saham-saham pilihan investasi? Saham perbankan seperti BBRI, BBCA, BBNI, dan bank-bank lain adalah saham yang pergerakannya cenderung stabil. Penurunan harga lumrah terjadi, namun seiring kinerja emiten yang terus tumbuh, pertumbuhan harga pun akan mengikuti.
Lain cerita dengan saham-saham batu bara yang tergolong siklikal, pergerakan harganya mengikuti ‘musim’. Oleh karena itu, saham-saham jenis ini tidak dianjurkan untuk disimpan dalam jangka panjang.
Kecuali jika Anda membelinya di harga yang rendah, sehingga selisih batas amannya cukup besar. Umumnya, investor yang mencari dividen akan melakukan strategi ini, yakni membeli saham saat harganya relatif rendah agar terhindar dari potensi rugi yang dalam.
Saat berinvestasi, seorang investor perlu memiliki manajemen risiko yang baik. Investor dianjurkan untuk berinvestasi dengan ‘uang dingin’, sehingga ketika nilai investasi turun dan portofolionya mengalami floating loss, ia tetap dapat membiayai kesehariannya.
Ingatlah bahwa kerugian dan keuntungan saat berinvestasi bersifat floating, atau tidak nyata. Seorang investor dan trader baru benar-benar untung dan rugi saat ia menjual sahamnya.
Saat tengah floating loss, Ellen May—investor dan trader senior—tidak menganjurkan untuk menambah muatan atau membeli saham yang sama di harga yang jatuh. Tujuannya tak lain untuk menjaga mental. Agar ketika harga makin turun, investor tidak makin merugi dan makin terpengaruh secara psikologis.
Cut loss adalah opsi terakhir yang bisa dilakukan jika investor merasa sahamnya tidak lagi ada harapan untuk naik ke harga normal. Jika harga saham dan emiten terkait tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan kinerja, cut loss adalah cara terakhir untuk menekan kerugian.
Tentukanlah pada harga berapa Anda sanggup untuk menerima kerugian. Jual-lah saham ketika harga menyentuh batas aman yang telah Anda tentukan. Cut loss kerap dilakukan trader saat harga saham tidak menunjukkan sinyal rebound.
Dari keempat cara di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa berinvestasi saham memerlukan mental dan cara yang tepat. Menggunakan uang dingin, memilih emiten yang tepat, dan mengerti kapan mesti menjual saham adalah kunci berinvestasi.
Jika Anda adalah trader, maka penting untuk mengetahui kapan mesti membeli saham dan kapan mesti menjualnya. Sebab seorang trader lebih berpotensi terpapar risiko dari fluktuasi harga saham.
Itulah hal-hal yang harus dilakukan saat nilai investasi turun. Keputusan untuk membeli dan menjual saham sepenuhnya berada di tangan investor. (NKK)