IDXChannel—Apa saja saham milik Edwin Soeryadjaya di Bursa Efek Indonesia? Edwin Soeryadjaya adalah pengusaha, putra dari William Soeryadjaya yang mendirikan Astra International, dia juga merupakan salah satu pendiri Saratoga.
Edwin memiliki saham di sejumlah perusahaan, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Kepemilikannya yang bersifat tidak langsung berasal dari PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) yang berinvestasi di emiten tersebut.
SRTG adalah perusahaan investasi yang didirikan Edwin Soeryadjaya bersama Sandiaga Uno. Perusahaan ini memiliki portofolio investasi di sektor yang beragam, nilai aset kelolaannya mencapai USD3 miliar.
Apa saja saham milik Edwin Soeryadjaya? Melansir Bursa Efek Indonesia (24/9/2025), berikut ini adalah sederet saham milik Edwin Soeryadjaya.
7 Saham Milik Edwin Soeryadjaya di Bursa Efek Indonesia
1. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)
Seperti ulasan di atas, perusahaan investasi ini didirikan Edwin bersama Sandiaga Uno. Saat ini SRTG berinvestasi ke sejumlah perusahaan, baik emiten ataupun perusahaan tertutup. Total valuasi portofolio perusahaan terbuka di SRTG mencapai USD21 miliar pada 2024.
Edwin tercatat sebagai penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham SRTG, alias pemilik perusahaan. Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek, per 31 Agustus 2025 Edwin memiliki 4,86 miliar saham, setara 35,87 persen dari total saham terdaftar.
Dia tercatat sebagai pengendali Saratoga. Pada perdagangan Rabu 24 September 2025, SRTG dibuka di harga Rp1.935 per saham. Dalam enam bulan terakhir, harga saham SRTG naik 28,57 persen. Namun sejak awal 2025 (year to date), harga SRTG anjlok 8,70 persen.
2. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO)
Edwin Soeryadjaya terlibat dalam konsorsium yang didirikan Garibaldi Thohir untuk membeli ADRO yang saat itu masih dimiliki New Hope, perusahaan asal Australia. Saat ini dia menjabat sebagai presiden komisaris di Alamtri Resources Indonesia.
Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek, per 31 Agustus 2025 Edwin tercatat memiliki 1,05 miliar saham ADRO, setara 3,57 persen dari total saham terdaftar. Putranya, Michael William P. Soeryadjaya, juga tercatat sebagai penerima manfaat akhir.
Pada pembukaan perdagangan 24 September 2025, ADRO dibuka di harga Rp1.775 per saham. Dalam enam bulan terakhir harga saham ADRO naik 1,14 persen. Namun sejak awal 2025, harga sahamnya justru anjlok 30,04 persen.
3. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
MDKA adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan mineral dengan hasil produksi emas, tembaga, perak, dan nikel. Perusahaan ini memiliki tambang emas di Gorontalo, serta tambang tembaga dan emas di Banyuwangi.
Edwin tercatat memiliki MDKA melalui kepemilikan Saratoga sebanyak 4,76 miliar saham, atau setara dengan 19,47 persen dari total saham terdaftar. Dia juga tercatat sebagai penerima manfaat akhir (ultimate beneficial owner) atas MDKA bersama Winato Kartono.
Pada perdagangan hari ini, MDKA dibuka di harga Rp2.450 per saham. Dalam enam bulan terakhir harga saham MDKA naik 73,23 persen. Namun jika ditarik hingga awal tahun, pertumbuhan harga MDKA hanya 46,08 persen.
4. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)
MBMA adalah emiten yang bergerak di bidang pertambangan nikel dan pengolahan bahan baku baterai kendaraan listrik. Tambang nikel yang dikelola perseroan berada di Konawe, Sulawesi Tenggara, dan fasilitas pengolahannya di Morotai, Sulawesi Tengah.
Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek, per 31 Agustus 2025 Edwin tercatat sebagai penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham MBMA. Dia memiliki saham MBMA dari kepemilikan PT Merdeka Energi.
Pengendali saham MBMA adalah Merdeka Copper Gold lewat PT Merdeka Energi, sementara pengendali dari MDKA adalah Saratoga Investama Sedaya dan PT Provident Capital Indonesia.
Saham MBMA dibuka di harga Rp496 per saham pada 24 September 2025. Dalam tiga bulan terakhir harga sahamnya naik 20,79 persen. Namun secara year to date kenaikan harganya hanya 6,99 persen.
5. PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX)
MPMX adalah emiten yang bergerak di sektor otomotif dengan usaha utama distribusi, penjualan ritel, dan layanan purna jual atau after sales. Per 31 Agustus 2025, Edwin tercatat memiliki 1,73 juta saham, setara dengan 0,039 persen dari total saham beredar.
Selain itu dia juga menguasai MPMX lewat kepemilikan Saratoga di perusahaan tersebut. SRTG memiliki 2,53 miliar saham MPMX, setara 57,67 persen dari total saham. Kemudian nama Edwin Soeryadjaya juga tercatat sebagai penerima manfaat akhir dari saham MPMX.
MPMX dibuka di harga Rp940 per saham pada pembukaan perdagangan 24 September 2025. Dalam enam bulan terakhir harga sahamnya naik tipis 2,17 persen, tetapi secara year to date harga MPMX turun 4,57 persen.
6. PT Samator Indo Gas Tbk (AGII)
AGII bergerak di bidang produksi gas industri dan gas medis, bisnisnya mulai dari produksi hingga penjualan. Edwin memiliki saham AGII melalui investasi Saratoga, di mana SRTG memiliki 306 juta saham AGII, setara dengan 10 persen dari total saham terdaftar.
Saham AGII dibuka di harga Rp815 per saham. Dalam enam bulan terakhir, harga AGII anjlok 30,30 persen. Sementara jika ditarik hingga year to date, penurunan harganya mencapai 43,11 persen.
7. PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA)
NRCA adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi sebagai kontraktor, perusahaan ini sudah berdiri sejak 1975. Edwin tercatat memiliki saham NRCA melalui Saratoga dengan kepemilikan sebanyak 173 juta saham, setara dengan 6,97 persen.
NRCA dibuka di harga Rp925 per saham pada perdagagan 24 September 2025. Dalam enam bulan terakhir, harga saham NRCA tumbuh hingga 192,72 persen. Namun jika ditarik sejak awal, pertumbuhan harga saham NRCA adalah 159,83 persen.
Itulah sederet saham milik Edwin Soeryadjaya di Bursa Efek Indonesia.
(Nadya Kurnia)