sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Adu Kuat Emiten Sawit Grup Salim dan Astra, Siapa Jawaranya?

Market news editor Melati Kristina - Riset
01/09/2022 17:48 WIB
Industri sawit diramaikan emiten taipan RI, seperti Salim Ivomas (SIMP) dan London Sumatra (LSIP) milik Grup Salim serta Astra Agro (AALI) milik Grup Astra.
Adu Kuat Emiten Sawit Grup Salim dan Astra, Siapa Jawaranya? (Foto: MNC Media)
Adu Kuat Emiten Sawit Grup Salim dan Astra, Siapa Jawaranya? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Industri sawit nasional dikuasai oleh berbagai konglomerat Tanah Air. Sebut saja, Grup Salim melalui PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) serta Grup Astra melalui PT Astra Agro Lestari (AALI).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 30 Juni 2022, kepemilikan Grup Salim di SIMP melalui Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri) mencapai 72 persen. Sementara PT Indofood Sukses Makmur juga menguasai 6,55 persen dari saham emiten ini.

Selain memiliki SIMP, IndoAgri juga mengakuisisi PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) pada tahun 2007 melalui SIMP. Hingga 30 Juni 2022, kepemilikan saham SIMP di emiten ini mencapai 59,48 persen.

Berdasarkan situs resmi perusahaan, per 31 Desember 2021, LSIP memiliki 93,85 ribu hektare (ha) area tanaman sawit.

Sedangkan AALI dimiliki oleh Grup Astra yang sebesar 61,99 persen sahamnya dikuasai oleh PT Astra International Tbk. Sementara BEI mencatat, 20,32 persen saham dari AALI dikendalikan oleh publik.

Di tahun 1997, AALI resmi melantai di bursa dengan melakukan initial public offering atau IPO.

Hingga saat ini, emiten yang mendirikan unit usaha perkebunan kelapa sawit pada 1984 di Riaumenjadi salah satu perkebunan kelapa sawit terbesar di Tanah Air dengan luas tanaman mencapai 287,60 ribu ha.

Bila dibandingkan dari kinerja keuangannya, AALI memimpin pertumbuhan pendapatan bersih emiten taipan sawit lainnya, yakni tumbuh sebesar 1,23 persen. Sedangkan pendapatan bersih AALI pada semester I-2022 mencapai Rp10,96 triliun.

Ditelisik dari laporan keuangan emiten, sebagian besar pendapatan AALI berasal dari produk minyak sawit mentah dan turunannya, yakni Rp9,52 triliun atau berkontribusi sebesar 86,81 persen terhadap total pendapatan.

Adapun pendapatan dari segmen lain yang memiliki kontribusi signifikan terhadap pendapatan yakni produk inti sawit dan turunannya yakni mencapai Rp1,41 triliun. Selain itu, pendapatan dari segmen ini juga tumbuh 38,71 persen secara year on year (yoy).

Sementara pendapatan lainnya turut menyumbang Rp39,80 miliar terhadap total pendapatan AALI di semester I-2022. Sedangkan laba bersih yang dibukukan AALI di semester I-2022 mencapai Rp809,31 miliar.

Sementara dari segi pertumbuhan laba bersih, SIMP paling unggul diantara emiten taipan sawit lainnya. Di semester I-2022, SIMP membukukan laba bersihnya sebesar Rp441 miliar atau melesat 101,37 persen secara yoy.

Meski demikian, pertumbuhan pendapatan bersih SIMP menjadi yang paling buruk di antara emiten sawit lainnya.

Di semester I-2022, pendapatan bersih SIMP merosot hingga minus 9,88 persen menjadi Rp8,07 triliun. Padahal di periode yang sama tahun lalu, SIMP mencetak pendapatan  bersih sebesar Rp8,96 triliun.

Menurut laporan keuangan emiten, pendapatan atas kontrak dengan pelanggan SIMP di semester I-2022 merosot secara yoy. Di segmen ini, pendapatan dari pihak ketiga anjlok sebesar minus 21,90 persen menjadi Rp3,97 triliun.

Sementara dari pihak berelasi, pendapatannya merosot sebesar 5,87 persen. Adapun pendapatan dari segmen ini menyumbang sebesar Rp4,11 triliun terhadap total pendapatan.

Senada dengan SIMP, emiten sawit Grup Salim, LSIP, juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih yang negatif. Per semester I-2022, pendapatan bersih LSIP turun minus 5,95 persen menjadi Rp20,47 triliun.

Meski pendapatan bersihnya turun, laba bersih LSIP di periode ini masih bertumbuh sebesar 9,49 persen. Adapun laba bersih yang dibukukan di semester I-2022 sebesar Rp548,76 miliar.

Turunnya pendapatan bersih LSIP karena merosotnya penjualan kepada pihak tunggal yakni dari SIMP sebesar minus 12,47 persen. Sebagai informasi, SIMP merupakan pelanggan tunggal LSIP yang melebihi 10 persen dari total penjualan konsolidasian.

Adapun di semester I-2022 SIMP menyumbang Rp1,42 triliun atau porsinya sebesar 69,23 persen terhadap pendapatan LSIP. Sementara di periode yang sama tahun lalu, pendapatan LSIP dari SIMP mencapai Rp1,62 triliun.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement