Selain mencatatkan kinerja keuangan yang tokcer, emiten sektor ritel juga punya kinerja saham yang moncer.
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Rabu (8/3), saham MAPA memimpin emiten-emiten ritel dengan kenaikan hingga 18,44 persen sepanjang year to date (YTD).
Menyusul MAPA, emiten ritel lainnya, yakni MAPI dan RALS juga mencatatkan kinerja saham yang menghijau sepanjang 2023. (Lihat grafik di bawah ini.)
BEI mencatat, saham MAPI dan RALS menguat masing-masing sebesar 8,30 persen dan 11,40 persen secara YTD.
Selain itu, saham LPPF juga ikut menguat sepanjang 2023, yakni dengan persentase kenaikan saham sebesar 6,32 persen.
Kendati fundamental perusahaan baik, emiten-emiten ritel di atas memiliki valuasi saham yang tergolong mahal.
Informasi saja, valuasi saham dihitung dengan menggunakan rasio price to book value (PBV) dan price to earnings ratio (PER) dari perusahaan.
Adapun, PER dari MAPI mencapai 13,06 kali dengan PBV yang mencapai 3,55 kali. Artinya, secara rule of thumb, PER dari MAPI tergolong mahal karena berada di atas 10 kali. Demikian pula dengan PBVnya yang juga mahal karena berada di atas 1 kali.
Sedangkan, anak perusahaannya, MAPA juga memiliki PBV yang dan PER yang tergolong mahal, masing-masing berada di 3,24 kali dan 12,16 kali.
Selanjutnya, emiten yang turut memiliki PBV dan PER yang mahal, yaitu RALS. Menurut data BEI pada Rabu (8/3), PBV dari RALS mencapai 1,24 kali dengan rasio PER hingga 11,34 kali. (Lihat tabel di bawah ini.)
Berbeda dengan emiten di atas, PER dari LPPF justru tergolong murah, karena berada di angka 10 kali. Melansir data BEI per Rabu (8/3), angka PER dari LPPF mencapai 8,59 kali.
Meski demikian, angka PBV dari LPPF justru menjadi yang termahal dibanding emiten-emiten di atas, yakni mencapai 20,48 kali.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.