Dana tersebut akan digunakan oleh AMIN untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter AMIN yang berlokasi di Dusun Otakeris, Desa Maluk, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Selanjutnya, sebesar Rp3,04 triliun atau USD200 juta akan digunakan oleh perseroan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Dalam hal ini, perseroan tidak memerlukan persetujuan dari pihak ketiga untuk melakukan pelunasan pinjaman kepada AMNT.
Kemudian, sisa dana IPO akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT melalui pengambilbagian saham baru yang akan diterbitkan oleh AMNT. Di mana, dana tersebut akan digunakan oleh AMNT untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek ekspansi pabrik konsentrator yang berlokasi di Desa Sekongkang Atas, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
“Serta proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap di AMNT yang berlokasi di Desa Benete, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat,” lanjut prospektus.
PT Amman Mineral Internasional dijadwalkan melantai di bursa pada 5 Juli 2023 dengan kode AMMN. Tanggal efektif diperkirakan akan didapat pada 26 Juni 2023.
Saat ini, perseroan tengah memasuki masa penawaran awal atau bookbuilding yang akan berlangsung sampai 16 Juni mendatang. Kemudian, masa penawaran umum akan digelar pada 28 Juni hingga 3 Juli 2023.
Lalu, tanggal penjatahan dan distribusi secara elektronik akan berlangsung pada 4 Juli 2023. Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT BNI Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
(FRI)