Laba tersebut akan dialokasikan sebesar Rp4,52 miliar atau lebih kurang 5 persen sebagai cadangan wajib, sementara sisanya, lebih kurang sebesar 95 persen atau sekitar Rp85,82 miliar, dimasukkan ke dalam saldo laba ditahan.
Sejalan dengan itu, perseroan meraup pendapatan sebesar Rp3,7 triliun yang diperoleh dari kontrak baru senilai Rp6,8 triliun.
Sebagian besar berasal dari dua lini bisnis utama, yaitu jasa pertambangan (mining services) sebesar 70 persen dan pekerjaan sipil (civil work) sebesar 28 persen. Sementara itu, 2 persen sisanya berasal dari lini bisnis pendukung lainnya.
(DESI ANGRIANI)