sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Antam (ANTM) Beberkan Prospek Harga Nikel, Emas, dan Bauksit di 2025

Market news editor Anggie Ariesta
11/09/2025 19:45 WIB
PT Aneka Tambang Tbk atau Antam (ANTM) memaparkan prospek pergerakan harga komoditas utama di 2025, termasuk nikel, emas, dan bauksit.
Antam (ANTM) Beberkan Prospek Harga Nikel, Emas, dan Bauksit di 2025. (Foto Istimewa)
Antam (ANTM) Beberkan Prospek Harga Nikel, Emas, dan Bauksit di 2025. (Foto Istimewa)

IDXChannel - PT Aneka Tambang Tbk atau Antam (ANTM) memaparkan prospek pergerakan harga komoditas utama di 2025, termasuk nikel, emas, dan bauksit. Dinamika harga sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan kondisi pasar global yang fluktuatif.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam Arianto S Rudjito menilai harga nikel global, yang acuannya adalah London Metal Exchange (LME), sedang berada dalam kondisi kelebihan pasokan (oversupply).

"Kondisi oversupply ini terjadi karena hampir lebih dari 60 persen pasokan atau serapan nikel di dunia itu adalah terserap di China dan hampir semuanya atau sekitar 68 persen juga disupply dari Indonesia," katanya dalam Public Expose Live 2025, Kamis (11/9/2025).

Dia pun memprediksi tekanan harga ini akan terus berlanjut dan termoderasi secara gradual hingga tahun 2030. Meskipun permintaan nikel untuk industri kendaraan listrik menunjukkan pertumbuhan dua digit, namun tidak setinggi ekspektasi.

Sementara itu, permintaan dari industri stainless steel di China, yang menyerap hampir 70 persen pasokan nikel, tumbuh di angka satu digit.

"Tekanan harga itu kami akan expect akan berlanjut sampai tahun 2030 dan kemudian harapannya akan membaik seterusnya," ujar Arianto.

Dia memperkirakan harga nikel LME akan stabil di kisaran USD15.000 per ton selama satu hingga dua tahun ke depan.

Berbeda dengan nikel, harga emas justru menunjukkan fluktuasi tinggi dan tren positif, didorong oleh ketidakstabilan ekonomi dan geopolitik global. 

Sifat emas sebagai aset safe haven membuat permintaan meningkat, terutama dari bank sentral dunia seperti China.

Arianto menyoroti rekor harga emas dunia yang baru-baru ini mencapai USD3.650 per troy ounce pada 9 September. Meskipun sulit diprediksi, harga emas diperkirakan akan bertahan di atas USD3.000 per troy ounce sepanjang tahun ini.

Beberapa publikasi internasional bahkan memprediksi harga emas bisa mencapai USD3.800.

"Dalam penganggaran kami pun kami berusaha untuk cukup konservatif untuk mengantisipasi adanya koreksi dari pergerakan harga emas," katanya.

Untuk bauksit, dinamika harganya lebih bergantung pada rantai nilai aluminium. Harga bauksit dunia mengacu pada harga LME aluminium, yang sangat dipengaruhi oleh prospek pertumbuhan ekonomi China, sebagai produsen aluminium terbesar di dunia.

"Saat ini produksi aluminium China itu masih terdapat batasan namun oleh karena itu kami mengekspek harga LME aluminium itu sesuai dengan publikasi dari WoodMAC itu di kisaran USD2.500 per ton," kata Arianto.

Menurutnya, pergerakan harga ini akan terefleksikan pada harga produk turunan bauksit, alumina, dan juga aluminium.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement