“Bertentangan dengan sentimen yang ada, kami mengantisipasi bahwa BREN kemungkinan tidak akan dimasukkan dalam indeks [MSCI] saat review Februari,” jelas Verdhana Sekuritas.
Menurut pandangan Verdhana yang menganalisis BREN dari perspektif kapitalisasi pasar (market cap) free float, dengan pertimbangan untuk free float yang berbeda, penyertaan emiten tersebut “bergantung pada pengakuan MSCI”.
Namun, jelas Verdhana, dengan asumsi free float 3 persen, harga saham BREN saat ini sudah turun di bawah ambang batas inklusi di indeks MSCI.
Per 19 Januari 2024, saham BREN berada di level Rp5.100 per saham, anjlok 38 persen dari level tertinggi (all time high/ATH) di Rp8.200 per saham pada 27 Desember 2023.
Saham BREN sempat terbang 951 persen dari harga penawaran perdana (IPO) Rp780 per saham pada 9 Oktober 2023 ke level ATH Rp8.200 pada 27 Desember 2023.