Selain soal free float, Verdhana menilai, BREN mungkin tidak bisa masuk ke indeks MSCI karena perseroan baru saja menggelar IPO, yakni pada Oktober 2023.
Hal tersebut tidak memenuhi persyaratan terkait minimal 3 bulan perdagangan per cutoff (batas) 30 November 2023 untuk periode rebalancing Februari. Artinya, hingga akhir November, BREN baru diperdagangkan selama kurang dari dua bulan di bursa.
“Kendati memenuhi berbagai macam kriteria untuk dimasukkan ke indeks MSCI, faktor-faktor ini dapat menghambat masuknya BREN,” tulis Verdhana.
Sementara, Verdhana memproyeksi, emiten tambang BUMN PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kemungkinan akan dikeluarkan dari MSCI Indonesia.
“Meskipun ANTM belum turun di bawah ambang batas eksklusi, ANTM saat ini memiliki kapitalisasi pasar dan kapitalisasi pasar free-float terendah di antara seluruh saham MSCI Indonesia,” ungkap Verdhana.