“Dulu waktu Pertamina Hulu Energi mau di-IPO-kan, itu market-nya nggak cocok, nggak pas market-nya, nggak bisa dipaksakan gitu, itu harus benar bisa (IPO), baru bisa,” katanya.
Dia tak menafikan IPO anak usaha BUMN selalu dinanti investor. Pasalnya, kata dia, perusahaan pelat merah memiliki skala bisnis yang besar dan kinerjanya teruji. Oleh karena itu, dana IPO yang dibidik anak usaha BUMN biasanya mencapai triliunan rupiah.
“Itu kami senang artinya BUMN itu betul-betul jadi penggerak Bursa, jadi ditunggu kan, jadi setiap di IPO pasti besar, iya kan, kayak kemarin kita Mitratel (PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau MTEL) dan PGE (PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGEO),” ujar Arya.
(RFI)