"Saat ini masih belum hebohlah ya, antusiasmenya masih belum terlihat dari mereka, tapi dengan seiring dengan berjalannya waktu tentu saja perusahaan lain juga akan mempertimbangkan untuk bergabung," katanya.
Hendra mengatakan butuh kolaborasi antara pihaknya dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Badan Pengawasnya dan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai penyelenggara bursa karbon dalam mensosialisasikan hal ini.
Hal ini guna lebih banyak perusahaan batu bara yang masuk dalam bursa karbon. Sehingga upaya percepatan mengurangi emisi dapat terlaksana. Pasalnya industri batu bara mempunyai peran strategis dalam mengurangi emisi karbon.
"Sehingga memang peran yang lebih aktif dari pemerintah sebagai regulator ini kita harapkan dan pasti kami dari asosiasi akan berkontribusi," katanya.
(FRI)