Selain free float minimal 10 persen, emiten juga harus memiliki kapitalisasi pasar di atas USD150 juta, nilai transaksi rata-rata tiga bulan minimal USD1 juta per hari, serta volume perdagangan bulanan di atas 250.000 saham selama enam bulan. Pendapatan dari operasi emas atau perak juga harus melampaui 50 persen dari total pendapatan.
Di sisi lain, UOB memperbarui proyeksi harga emas global dalam laporan riset ekonominya untuk kuartal IV-2025, mematok estimasi USD3.700 per troy ons untuk kuartal tersebut dan naik bertahap ke USD4.000 per troy ons pada kuartal III-2026.
Dengan berbagai pembaruan tersebut, UOB Kay Hian mempertahankan rekomendasi beli untuk ARCI dan menaikkan target harga menjadi Rp2.050 per unit dari sebelumnya Rp1.280. Valuasi ini menggunakan EV/EBITDA untuk tahun buku 2026 sebesar 9,8 kali, mengacu pada rata-rata tiga tahun.
UOB menilai ARCI menarik karena prospek pertumbuhan laba yang kuat dalam tiga tahun ke depan, peluang penambahan cadangan, serta potensi monetisasi tambang bawah tanah.
Sekuritas ini juga mencatat sejumlah risiko yang perlu dicermati, seperti potensi keterlambatan proyek, gangguan operasional akibat bencana alam, ketidakpastian regulasi, serta volatilitas harga komoditas. Namun, dengan revisi naik proyeksi laba 2025-2026 sebesar 17-38 persen, prospek ARCI dinilai tetap menjanjikan. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.