Kendati demikian, tambahan stok tidak sepenuhnya menutupi total volume yang hilang dari pengiriman Rusia yang hilang akibat sanksi negara-negara barat terhadap serangan Kremlin ke Ukraina.
"Meskipun ini adalah rilis terbesar sejak tahun 1980, namun pada akhirnya akan gagal mengubah fundamental di pasar minyak," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Jumat (8/4/2022).
Lebih jauh, pasar juga terus mencermati risiko ketidakpastian atas permintaan yang melambat di China. Diketahui, sejumlah kota Negeri Tirai Bambu telah lockdown karena gelombang terbaru infeksi virus corona.
"Hanya waktu yang bisa memberikan jawaban yang jelas," kata analis dari Haitong Futures.
Pada saat yang sama, pertimbangan Uni Eropa terkait embargo minyak dan batu bara dari Rusia, menyusul akan membatasi penurunan harga minyak dalam waktu dekat.