Ibrahim menambahkan, dalam proyeksi pada April, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global mencapai 2,8 persen untuk 2023, namun menegaskan bahwa gejolak pasar keuangan yang lebih dalam, yang ditandai dengan penurunan harga aset dan pemangkasan kredit perbankan dapat menurunkan pertumbuhan ke level 1 persen.
"Hal ini disebabkan melemahnya pertumbuhan ekonomi dari negara Amerika Serikat, China, serta negara-negara maju di Eropa dan Jepang," terangnya.
Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan pekan depan, Senin (15/5) mata uang Rupiah dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp14.730-Rp14.800 per USD.
(FAY)