Analis mengatakan rilis stok minyak darurat akan membuat pasokan tetap ketat.
"Selain pelepasan cadangan global yang sangat besar, kehancuran permintaan dan kemungkinan resesi saat ini merupakan satu-satunya mekanisme yang bisa membuat harga di tingkat global turun," kata Direktur Pelaksana SPI Asset Management, Stephen Innes, dilansir Reuters, Kamis (7/4/2022).
Analis National Australia Bank, Baden Moore, mengatakan rilis terkoordinasi IEA masih berpotensi membatasi kenaikan harga minyak ke depan dalam jangka pendek.
"Tetapi kebutuhan untuk mengisi kembali cadangan, diharapkan (bisa terjadi) pada tahun 2023. Jika tidak, maka dapat menambah keketatan pasar ke depan," katanya.
Sementara itu, pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat tentang menghidupkan kembali perjanjian 2015 tentang program nuklir Teheran dikabarkan telah terhenti. Hal ini semakin menunda potensi pencabutan sanksi terhadap minyak Iran, dan bakal semakin menjaga pasar tetap ketat dan berpotensi menaikkan harganya.
Analis menilai bahwa keputusan politik diperlukan bagi Teheran dan Washington untuk mengatasi masalah tersebut.