Kenaikan harga batu bara tercermin dari melesatnya harga saham dari emiten komoditas ini. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, harga saham emiten batu bara kembali menguat pada Rabu (22/6).
Adapun saham yang menguat yakni PTBA (2,23 persen), INDY (1,52 persen), ADRO (0,66 persen), dan ITMG (0,61 persen).
Menguatnya harga saham emiten tersebut tak lepas dari tren kenaikan harga batu bara acuan global di pekan tersebut yang mencapai 6 persen. Pada Senin (21/6), harga kontrak batu bara acuan ICE ditutup menguat di USD394,75 ton.
Selain emiten tersebut, emiten lainnya juga menjadi pemain industri batu bara, yaitu PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Adaro Minerals Tbk (ADMR), dan TBS Energi Utama Tbk (TOBA).
Sedangkan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT ABM Investama Tbk (ABMM), dan PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) juga bergerak sebagai emiten batu bara.
Terakhir, dua emiten milik Sinar Mas Group, yakni PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) dan PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA) juga turut berkiprah dalam industri ini.
Prospek Batu Bara Tanah Air Diprediksi Cerah
Komoditas batu bara diproyeksikan masih akan bertumbuh positif hingga kedepan. Menurut data dari Rystad Energy, batu bara masih menjadi sumber energi kompetitif hingga tahun 2025 mendatang.
Meski demikian, percepatan penggunaan energi terbarukan seperti yang tengah dilakukan berbagai negara di Eropa dapat menyebabkan turunnya daya tarik batu bara, bahkan berpotensi ditinggalkan.
Di samping itu, penggunaan serta permintaan batu bara diprediksi akan meningkat di Australia karena beroperasinya sejumlah pembangkit listrik di negara kangguru tersebut.
Australia tengah menghadapi krisis setelah pembangkit listrik mereka kekurangan pasokan batu bara. Ini bisa jadi peluang bagi komoditas batu bara nasional.
Rencana Rusia yang bakal menghentikan ekspor batu bara per Agustus 2022 mendatang sebagai dampak perang Rusia-Ukraina juga menjadi katalis positif bagi batu bara nasional.
Kebijakan tersebut tentunya membuat berbagai negara Eropa panik karena menggantungkan pasokan batu bara dari Rusia. Dampaknya, negara produsen batu bara lainnya menjadi incaran, termasuk Indonesia. Hal ini tentunya menjadi potensi cuan bagi emiten batu bara di Tanah Air. (ADF)
Periset: Melati Kristina
Sumber: Riset IDX Channel