sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Batu Bara Masih Membara, Bisa Bikin RI Tambah Untung?

Market news editor Melati Kristina - Riset
01/07/2022 18:00 WIB
Melambungnya harga batu bara dipicu oleh meningkatnya permintaan akan komoditas tersebut.
Batu Bara Masih Membara, Bisa Bikin RI Tambah Untung? (Foto: MNC Media)
Batu Bara Masih Membara, Bisa Bikin RI Tambah Untung? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Harga batu bara melesat sepanjang tahun 2022 di tengah upaya pengurangan penggunaan energi fosil di berbagai negara. Kenaikan ini akan terus berlanjut seiring dengan peningkatan konsumsi komoditas ini.

Dilansir dalam investing.com, harga batu bara pada pasar ICE Newcastle Australia mencapai USD385/ton pada Selasa (28/6). Harga tersebut meroket hingga 127 persen secara year to date (YTD).

Walaupun memang, harga batu bara selama sepekan merosot minus 1,28 persen. Sementara dalam sebulan performa harga batu bara turun mencapai minus 5,32 persen.

Melambungnya harga batu bara dipicu oleh meningkatnya permintaan akan komoditas tersebut. Lonjakan permintaan batu bara seiring dengan keputusan berbagai negara Eropa untuk menggunakan kembali komoditas ini sebagai sumber pembangkit listrik mereka.

Keputusan tersebut ditempuh setelah Rusia memangkas pasokan gas alam cair ke negara-negara Eropa. Dampaknya, harga gas alam cair menjadi tinggi di tengah permintaan yang masih besar serta pengaruh faktor cuaca.

Adapun negara yang mengumumkan akan menggunakan batu bara lagi yakni Austria, Belanda, Jerman, dan Inggris. Selain itu, dua negara lainnya yaitu Polandia dan Bulgaria juga kembali menggunakan batu bara pada pembangkit mereka untuk memastikan pasokan energi.

Harga Batu Bara Newcastle (Kontrak Juli) Year to Date 2022

Sumber: Investing.com

Kembalinya negara-negara Eropa menggunakan batu bara sebagai komoditas energi fosil turut menjadi pembahasan dalam pertemuan negara G7. Dalam pertemuan tersebut, para pemimpin negara G7 turut membahas pembiayaan investasi energi fosil. Hal ini disinyalir akan berdampak pada harga batu bara.

Menurut sumber dari Reuters, pertemuan tersebut turut membicarakan langkah negara G7 agar tidak keluar dari komitmen COP26 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait usaha menghentikan pembiayaan proyek bahan bakar fosil global di akhir 2022.

Krisis Energi Eropa Jadi Potensi Cuan Bagi Indonesia

Negara-negara Eropa tengah menghadapi krisis energi di tengah pasokan energi dari Rusia berhenti sebagai dampak krisis geopolitik yang terjadi di Ukraina. Sejumlah negara Eropa dikabarkan tengah mencari pasokan batu bara di negara berkembang tak terkecuali Indonesia.

Merujuk data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi batu bara Indonesia sudah mencapai 288,95 juta ton hingga 24 Juni 2022. Angka ini memenuhi 43,58 persen dari target produksi batu bara di tahun 2022 yakni sebesar 663 juta ton.

Di samping itu, ekspor komoditas batu bara di Tanah Air juga tergolong tinggi. Menurut data neraca perdagangan Badan Pusat Statistik (BPS) per Mei 2022, ekspor hasil tambang dan lainnya pada periode ini naik 108,14 persen disumbang oleh meningkatnya ekspor batu bara.

Sementara nilai ekspor komoditas ini pada Mei 2022 mencapai USD4,41 miliar. Potensi ini tentunya menjadi peluang bagi Indonesia untuk berkontribusi dalam menyumbang pasokan batu bara bagi negara-negara Eropa.

Adapun Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Irwandy Arif, menyatakan bahwa ada empat negara Eropa yang tengah menjajaki kemungkinan pembelian batu bara asal Indonesia.

Akan tetapi, lantaran masih pembicaraan awal, maka belum diketahui secara pasti total kebutuhan pasokan yang diminta oleh negara-negara tersebut.

“Ada permintaan dari Jerman, Spanyol, Italia, dan Belanda,” kata Irwandy, di Jakarta, Jumat (24/6/2022).

Meski ada permintaan dari sejumlah negara Eropa, Irwandy menegaskan bahwa pemenuhan permintaan tersebut menjadi tantangan bagi Indonesia, sebab masih terkendala ketersediaan alat berat dan faktor cuaca.

Irwandy juga menjelaskan bahwa kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap produksi batu bara perusahaan. Selain itu, Indonesia juga menghadapi permasalahan kualitas yang harus dipenuhi dalam mengekspor batu bara ke negara-negara tersebut.

Namun demikian, kabar tersebut tetap menjadi peluang yang baik bagi industri energi Tanah Air khususnya emiten-emiten yang bergerak di sektor batu bara.

Beberapa emiten yang berkecimpung di komoditas ini diantaranya PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement