Namun, BEI beberapa kali menanyakan manajemen TGUK terkait kondisi usaha, terutama penggunaan dana IPO yang mencapai Rp110 miliar. Isu yang menjadi sorotan adalah anjloknya posisi persediaan, terutama transaksi antara perseroan dengan vendor-vendornya.
Dalam surat jawaban kepada BEI tertanggal 28 Oktober 2025, BEI menanyakan soal sejumlah transaksi terkait pembayaran uang muka atas pembelian bahan baku hingga aset tetap. Hal tersebut terkait rencana TGUK memanfaatkan dana IPO untuk melakukan ekspansi gerai, sesuai prospektus.
Belakangan, perseroan di bawah kendali Visionary Capital berencana mengalihkan sebagian saham dana IPO untuk bisnis daging beku. Dana tersisa yang bakal dimanfaatkan itu mencapai Rp42,9 miliar.
(Rahmat Fiansyah)