IDXChannel - Lonjakan suku bunga acuan di tingkat domestik maupun internasional menjadi perhatian khusus bagi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Keputusan Bank Indonesia mengerek BI Rate sebesar 6 persen dikhawatirkan dapat berdampak terhadap selera investor untuk investasi saham, sehingga dikhawatirkan berimbas terhadap rata-rata nilai transaksi harian (RNTH).
"Kenaikan suku bunga ini kan mengakibatkan kupon obligasi dari pemerintah itu naik, sehingga secara otomatis minat terhadap instrumen saham turun," kata Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik saat ditemui di sela acara Capital Market & Summit Expo (CMSE) 2023, Kamis (26/10/2023).
Dari luar negeri, bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve juga telah mengerek bunga acuan beberapa waktu lalu. Terbaru, lembaga pimpinan Jerome Powell ini juga diramal bakal menaikkan bunga acuan sekali lagi sebesar 25 bps pada pertemuan November mendatang.
Kabar ini mendorong yield treasury AS dengan jangka waktu 10 tahun menyentuh angka tertingginya. Peningkatan yield atau kupon obligasi merupakan cerminan pelaku pasar terhadap ekspektasi kenaikan suku bunga. Investor dinilai mulai beralih ke instrumen surat utang yang memiliki risiko rendah.