“Ini adalah langkah besar dari China, tetapi di sisi lain ini adalah bagian dari rangkaian kebijakan yang dimulai lebih dari setahun yang lalu,” kata Peter Garnry, kepala strategi ekuitas di Saxo Bank A/S di Hellerup, Denmark. "Ketidakpastian masih berakhir sampai sejauh mana semua peraturan ini akan berdampak pada profitabilitas jangka panjang."
Dalam pernyataan singkatnya pada hari Selasa, Dewan Negara mengatakan aturan untuk listing di luar negeri akan direvisi dan perusahaan publik akan dimintai pertanggungjawaban untuk menjaga keamanan data mereka. Mereka juga mengatakan China akan meningkatkan pengawasan peraturannya terhadap perusahaan yang berdagang di pasar luar negeri.
Seperti diketahui, banyak perusahaan China yang telah berbondong-bondong melakukan listing ke bursa AS dalam beberapa tahun terakhir, terutama dari industri teknologi. Di saat bersamaan, Beijing berupaya menarik kembali mereka untuk melantai di dalam negeri.
Perusahaan China telah mengumpulkan sekitar USD76 miliar melalui sejak melakukan IPO di AS dalam dekade terakhir. Bulan lalu saja mereka mengumpulkan USD7,9 miliar, terbesar sejak IPO Alibaba Group Holding Ltd pada September 2014 lalu, menurut data Bloomberg.
Tindakan serupa juga dilakukan Bursa AS terhadap perusahaan-perusahaan yang berasal dari China, di mana mereka mengancam akan melakukan delisting jika menolak memberikan informasi keuangan kepada regulator.