Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa dalam hal membaca laporan keuangan TOBA di semester I-2025 terutama tentang kerugian yang dialami serta kenaikan atau penurunan pos pada neraca tidak bisa dilihat dengan kacamata kuda melainkan ada konteks penyesuaian di sana.
“Bukan fundamentalnya memburuk, melainkan penyesuaian untuk mencerminkan perubahan dari sisi model bisnis. Ini merupakan hal yang lazim dialami oleh perusahaan tidak hanya di sektor energi tetapi untuk industri manapun mengalami fluktuasi di awal transformasi,” imbuh Leo.
Dengan transformasi bisnis ini, pendapatan dari segmen batu bara TOBA menjadi berkurang. Perseroan tidak lagi bertumpu pada bisnis pertambangan, trading batu bara dan pembangkit listrik tetapi juga memiliki segmen lain seperti kendaraan listrik dan pengelolaan limbah.
Pada semester I-2025, kontribusi pendapatan dari bisnis sustainable TOBA mencapai 36 persen dari tahun-tahun sebelumnya yang biasanya di bawah 10 persen. (Aldo Fernando)