Kontributor terbesar penjualan yakni manufaktur aluminium Rp67,3 miliar, disusul baja ringan Rp23,85 miliar, dan manufaktur toilet dan sanitary wares Rp11,14 miliar. Pendapatan manufaktur toilet ini bahkan naik 13 persen dari sebelumnya Rp9,86 miliar.
Kenaikan juga dicatatkan dari perdagangan stainless steel Rp5,36 miliar dari Rp1,21 miliar dan trading coil Rp3,09 miliar dari Rp371,34 juta. Sedangkan kewajiban HKMU tercatat Rp484,94 miliar, dengan ekuitas Rp214,18 miliar, sehingga debt to equity ratio (DER) di level 2,26 kali, dengan aset Rp 699,11 miliar.
"Kami masih bersyukur bahwa di tengah kondisi pasar yang masih berat, kami mampu meraih penjualan di triwulan I-2022. Secara konsolidasi turun karena tahun lalu masih ada kontribusi dari divisi manufaktur stainless steel yang kini sudah didivestasi," tegas Pratama. (TSA)