sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Berikut Penjelasan Apa Itu Auto Reject Saham, ARA, dan ARB? Ini Contoh dan Penjelasannya

Market news editor Aiq Haidar
26/07/2022 16:25 WIB
Apa Itu Auto Reject Saham, ARA, dan ARB? Bagi investor pemula mungkin masih terasa asing jika mendengar istilah tersebut.
Berikut Penjelasan Apa Itu Auto Reject Saham, ARA, dan ARB? Ini Contoh dan Penjelasannya (Foto: MNC Media)
Berikut Penjelasan Apa Itu Auto Reject Saham, ARA, dan ARB? Ini Contoh dan Penjelasannya (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Apa Itu Auto Reject Saham, ARA, dan ARB? Bagi investor pemula mungkin masih terasa asing jika mendengar istilah tersebut. Namun pada kenyataanya istilah auto reject pada saham sudah diterangkan oleh Bursa Efek Indonesia.

Istilah lain seperti Auto Rejection Atas (ARA) dan Auto Rejection Bawah akan sering sekali Anda temui jika sudah berkecimpung di dunia pasar modal khususnya saham. Sistem mekanisme tersebut bukan tanpa alasan terjadi di pasar saham.

Lantas, apa itu auto reject saham, ARA, dan ARB? berikut telah kami rangkum informasinya untuk Anda. Simak sampai selesai.

Pengertian Auto Reject Saham

Dalam hal ini Auto Reject Saham atau Auto Rejection adalah pembatasan minimum dan maksimum suatu kenaikan dan penurunan harga saham dalam jangka waktu satu hari perdagangan di bursa. Tujuan diberlakukannya sistem ini yaitu untuk melindungi seorang investor dari fluktuasi harga saham yang terlalu tinggi. 

Tak hanya itu, auto reject juga diberlakukan untuk memastikan bahwa perdagangan saham dapat berjalan dalam kondisi wajar. Mekanisme tersebut akan bekerja secara otomatis menolak order jual dan beli saham yang masuk jika harganya telah menembus batas yang telah ditentukan oleh Bursa Efek Indonesia.

Perlu Anda ketahui juga, Khusus saham yang baru listing maka batasannya sebesar dua kali dari persentase auto rejection yang telah ditetapkan. Misal ada sebuah saham yang memiliki batasan maksimal pembelian saham sebanyak 50.000 lot atau 5% dari jumlah efek yang  tercatat lebih rendah atau lebih tinggi dari itu, maka saham tersebut akan terkena auto rejection secara otomatis.

Kendati demikian salah satu faktor yang mempengaruhi kenaikan atau penurunan harga saham secara signifikan dikarenakan saham tersebut kurang atau bahkan tidak likuid sehingga harganya mudah naik atau turun.

Pengertian Auto Reject Atas (ARA)

Adapun istilah lain dalam dunia pasar saham yakni ARA atau Auto Reject Atas, sebenarnya apa itu ARA? Auto reject atas adalah sebuah saham yang naik secara signifikan hingga menyentuh batas atas yang ditetapkan Bursa Efek Indonesia. Sederhananya auto reject atas merupakan batasan maksimum kenaikan harga saham dalam satu hari. Tidak ada lagi order padai antrian jual merupakan salah satu ciri saham tersebut terkena auto reject atas

Jakarta Automated Trading System (JATS) NEXT-G lah yang akan mengatur sistem Auto Reject tersebut. Nantinya batas kenaikan harga saham akan dinyatakan dalam persentase. 

Berikut ini merupakan contoh dari ARA: 

Saham X ditutup di harga Rp3.000 kemarin. Batasan auto rejection pada harga saham tersebut adalah sebesar 25%. Kenaikan harga saham X pada hari ini maksimal adalah: Rp3.000 + (Rp3.000 x 25%) = Rp3.750. Jika saham X telah melampaui harga Rp3.750 maka saham X akan secara otomatis terkena auto reject atas.

Pengertian Auto Reject Bawah

Selain auto reject bawah adapula istilah lain seperti Auto Reject Bawah atau biasa disebut dengan ARB.  Kebalikan dari ARA, maka ARB akan terjadi ketika harga saham turun secara signifikan, hal tersebutlah yang menyebabkan tidak ada lagi order saham pada antrian beli (bid) karena penurunan harga saham yang tidak terkendali sementara pada aksi jual masih terus berlangsung . 

Adapun ketentuan auto reject bawah yang perlu anda ketahui yaitu  Rp 50 atau kurang dari 7 persen untuk harga acuan Rp 50 sampai dengan Rp 200 dan untuk harga di atas Rp 200 sebesar 7 persen. Hal ini dihasilkan dari Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia Nomor Kep-00023/BEI/03-2020 

Berikut ini contoh jika suatu saham terkena Auto Reject Bawah:

Saham Y ditutup di harga Rp5.000 kemarin. Batasan auto rejection yang berlaku sejak pandemi adalah sebesar 7%. Penurunan harga saham Y maksimal adalah Rp5.000 – (Rp5.000 x 7%) = Rp4.650. Jika saham Y telah mencapai batas bawah di harga Rp4.650, maka saham Y akan terkena Auto Reject Bawah.

Demikianlah informasi terkait pengertian dari Auto Reject saham, ARA, dan ARB lengkap beserta contohnya. sebaiknya hindari saham yang terkena ARA atau ARB.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement