Maklum, kini kapitalisasi pasar (market cap) BREN mencapai Rp1.394,72 triliun, berada di posisi nomor satu terbesar, melampaui emiten Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang memiliki valuasi pasar Rp1.186,52 triliun.
Saham-saham Prajogo lainnya memang tengah menikmati momentum positif belakangan ini. Sebagai contoh, saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) melesat 81,00 persen dalam sebulan.
Kisah Prajogo
Mengutip Leo Suryadinata dalam Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches (2015), Prajogo Pangestu (alias Hang Djun Phen; Peng Yunpeng) lahir pada 13 Mei 1944. Dia adalah anak dari seorang penyadap karet di Desa Sungai Sambas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Untuk menambah penghasilan, ayahnya, Phang Sui On, juga bekerja sebagai penjahit di pasar Sungai Betung.
Prajogo sering membantu ayahnya sebelum berangkat sekolah. Setelah lulus dari sekolah menengah pertama Tionghoa setempat (SMP Nan Hua) di Singkawang, ia pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.
Namun, karena tidak berhasil mendapatkan pekerjaan, ia kembali ke Kalimantan dan bekerja sebagai sopir angkutan umum di rute Singkawang-Pontianak. Hal tersebut, kata Leo, tidak bertahan lama. Ia kemudian memulai bisnis kecil seperti menjual terasi dan ikan asin.