Soal strategi divestasi, WIKA secara aktif melakukan divestasi aset non-inti untuk memperkuat posisi kas. Divestasi utama meliputi:
- Jalan Tol Serang-Panimbang: Divestasi yang direncanakan pada akhir tahun 2025, berpotensi merealisasikan sekitar Rp2,2 triliun. Target IRR sebesar 13 persen menghadapi tantangan karena infrastruktur pendukung yang belum berkembang di KEK Tanjung Lesung.
- SPAM Jatiluhur: Diharapkan divestasi pada akhir 2024, dengan beberapa pembeli yang berminat.
- Jalan tol minoritas lainnya.
Kemudian, terkait proyeksi prospek, CGSI memberikan pandangannya dengan rincian sebagai berikut.
- 2024: Laba bersih diperkirakan akan membaik, dengan kerugian yang lebih kecil dari tahun 2023.
- 2025: Meskipun masih terpengaruh oleh beban kerugian Kereta Cepat, WIKA menargetkan stabilitas dan potensi profitabilitas.
- Jangka Panjang: Fokus pada proyek-proyek EPCC (Engineering, Procurement, Construction, Commissioning) selain infrastruktur, terutama yang melibatkan investor asing.